Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Perut Sakit dan Kentut Berbau Busuk Termasuk Gejala Cacingan? Ini Kata Dokter

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menceritakan adanya seseorang yang mengalami masalah perut, dan kentut berbau, namun membaik setelah minum obat cacing, viral di media sosial TikTok.

Unggahan tersebut diunggah oleh akun TikTok @sunshinenailart.pemalang pada Jumat (16/6/2023).

Dalam unggahan tersebut, pengunggah juga bercerita dirinya awalnya sempat mengalami diare yang kemudian setelah diobati diarenya mereda namun perutnya tak nyaman.

Selengkapnya, berikut cerita yang ditulis pengunggah:

"Anjir ini kocak banget tapi nyata. Saya sakit perut, diare sampe 4 hari. Hari kedua pergi ke dokter. Dikasih obat. Diare aman. Tapi perut masih gak enak. Begah. Blebek. Kalo habis makan bawaannya capek.
Tibalah momen dimana saya kentut dan gak sengaja mama lewat terus nanya. "Udah minum obat cacing belum?"
ME: huh 33 tahun minum obat cacing!!
Mom: kentutmu bauk cacing katanya
ME: iya tah ma?
Mama ke warung dan beliin obat cacing tablet. Aku minum 2 butir. Dan secara ajaib. Perutku enakan. Dan gak begah lagi.
ME: Tapi kentutku masih bauk
Mom: besok abis ee sembuh! Dan bener besoknya saya sembuh," tulisnya.

Beragam komentar muncul terkait unggahan itu.

"Iyakah ? serius ka? soalnya perut ku blebek mulu padahal ga laper , kenyang juga tetep gitu," kata akun dengan nama Doinya Pawat.

"Jgn2 aq juga cacingan," kata akun dengan nama DWI 4YU.

Penjelasan dokter

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia (UI) Ari Fahrial Syam saat dihubungi mengatakan, kentut yang berbau menurutnya bukanlah indikasi seseorang tersebut mengalami cacingan.

"Pasien-pasien yang mengalami cacingan biasanya tak berhubungan langsung pada gangguan pencernaaan yang berhubungan dengan produksi gas atau udara pada pencernaan," kata Ari saat dihubung Kompas.com, Sabtu (17/6/2023).

Pasalnya pasien yang mengalami cacingan, maka yang biasanya akan dialami adalah pendarahan di dalam perut yang dapat berakibat pada kadar hemoglobin (Hb)nya yang turun.

Selain itu, jika cacing bertambah besar, maka bisa menyumbat saluran pencernaan.

"Jadi tak berhubungan langsung dengan bau(kentut). Bau biasanya berhubungan langsung dengan makanan yang kita konsumsi atau memang terjadi suatu gangguan," paparnya.

Meski demikian, jika pengunggah merasa nyaman perutnya setelah minum obat cacing, ia mengatakan memang ada kemungkinan pengunggah tersebut betul mengalami cacingan.

"Rasa nyaman bisa karena ada cacing jadi setelah minum obat cacing jadi sembuh," kata dia.

Obat cacing sendiri menurutnya idealnya diminum setiap 6 bulan sekali, namun juga tergantung dari risiko seseorang terpapar infeksi.

Adapun dosis obat cacing menurutnya tergantung dari jenis obat cacing yang hendak dikonsumsi.

Pemeriksaan lebih lanjut

Namun dirinya menyarankan, untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan terkait penyebabnya mengalami masalah perut demikian.

Pasalnya diare dan rasa tak nyaman maupun masalah perut lainnya bisa juga menjadi tanda-tanda sejumlah penyakit lain.

Sebagai contoh, jika ternyata disertai dengan kebiasaan makan jeroan, makanan berlemak, kurang gerak dan tak makan sayur, maka gangguan penceraan yang dialami, bisa saja karena mengalami fatty liver (perlemakan di hati).

Oleh karena itu bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat penyebab adanya masalah perut.

Adapun jika masalah yang dialami adalah fatty liver, maka bisa dilakukan pengecekan laboratorium seperti SGOT/SGPT, kolesterol, dan asam urat.

Gejala cacingan

Gejala cacingan pada orang dewasa dapat berbeda tergantung dari jenis cacing yang menyerang. Berikut ini sejumlah gejala cacingan yang bisa muncul pada orang dewasa:

1. Cacing kremi

Cacing kremi disebut juga dengan cacing benang, biasanya merupakan jenis infeksi cacing usus yang paling umum.

Cacing kremi sebagaimana dikutip dari WebMD, memiliki bentuk tipis dan putih dengan panjang sekitar seperempat hingga setengah inci.

Seseorang yang terinfeksi cacing kremi, gejala yang dapat muncul di antaranya adalah:

  • Gatal pada anus terutama saat malam hari
  • Sakit perut
  • Mual
  • Gatal pada vagina.

Bahkan cacing kremi bisa terlihat di sekitar anus atau di pakaian dalam maupun seprai sekitar 2 hingga 3 jam setelah seseorang tertidur.

Cacing kremi sebenarnya tak menyebabkan masalah besar, namun pada kasus yang jarang terjadi bisa menyebabkan infeksi pada vagina maupun rahim.

2. Cacing pita

Cacing pita adalah cacing pipih yang terlihat seperti pita dan memiliki tubuh yang beruas-ruas. Cacing pita dewasa bisa tumbuh hingga 30 kaki.

Jika mengalami infeksi cacing pita maka ada kemungkinan seseorang tak akan mengalami gejala apa pun.

Namun jika menunjukkan gejala, beberapa gejala yang mungkin muncul yakni sebagai berikut:

  • Mual
  • Sakit perut
  • Lemas
  • Diare
  • Perubahan nafsu makan (semakin banyak atau sedikit dari biasanya)
  • Berat badan turun

3. Cacing gelang

Cacing gelang (Ascariasis) dapat menyebar melalui kebersihan yang buruk. Ia sering hidup di kotoran manusia. 

Cacing jenis ini biasanya didapatkan melalui kontak tangan ke mulut.

Sementara itu, mengutip dari laman MyClevelandClinic, sejumlah gejala adanya infeksi cacing gelang di antaranya:

  • Batuk
  • Tidur tidak nyenyak
  • Demam
  • Gelisah
  • Sakit perut yang parah
  • Muntah
  • Mengi
  • Malnutrisi
  • Keterlambatan pertumbuhan

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/25/170000765/benarkah-perut-sakit-dan-kentut-berbau-busuk-termasuk-gejala-cacingan-ini

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke