Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebagian Kota di Florida Dikarantina akibat Serangan Siput Raksasa Afrika yang Mematikan

Dikutip dari USA Today, Departemen Pertanian dan Layanan Konsumen Florida (FDACS) menyatakan, karantina tersebut bertujuan untuk menghentikan penyebaran siput raksasa Afrika, yang salah satunya ditemukan di daerah Miramar, Broward County, awal Juni ini.

Karantina tersebut akan mencakup area Pembroke Road dan South University Drive di Broward County.

Penduduk setempat dilarang memindahkan persediaan tanaman yang dapat menjadi tempat telur moluska raksasa tersebut.

Aturan ini juga berlaku untuk tanaman, tanah, kompos, sampah pekarangan, dan puing-puing yang dapat menjadi tempat tinggal siput atau telurnya.

Akan dibasmi menggunakan pestisida metaldehida

FDACS akan menangani area yang terkena dampak siput Afrika dengan pestisida yang disebut metaldehida alias "umpan siput".

Pestisida ini juga telah disetujui oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS untuk digunakan pada tanaman dan di area permukiman.

Pestisida metaldehida bekerja dengan menargetkan siput yang berlendir khas itu, menghambat kemampuan mereka untuk menghasilkan lendir, dan menyebabkannya dehidrasi.

Selain itu, pestisida tersebut juga akan membuat masalah pencernaan dan mobilitas yang pada akhirnya menyebabkan kematian pada siput raksasa tersebut dalam hitungan hari, menurut FDACS.

Salah satu spesies yang paling merusak di dunia

Dikutip dari New York Post, siput darat raksasa Afrika mampu menyebabkan kerusakan yang luas pada lingkungan tropis dan subtropis, yang berarti dapat menghancurkan pertanian dan satwa liar di Florida.

Faktanya, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) melaporkan bahwa pemerintah membutuhkan waktu 10 tahun dan dana sebesar 1 juta dollar AS untuk membasmi siput ini setelah penemuan pertamanya di Florida Selatan pada 1960-an.

Sayangnya, spesies ini kembali ditemukan pada 2011 dan saat itu menghabiskan dana hampir 23 juta dollar AS.

Bisa menyebabkan penyakit pada manusia

Dijuluki sebagai salah satu siput paling merusak di dunia, spesies ini diketahui telah mengonsumsi setidaknya 500 jenis tanaman dan bahan nonorganik lainnya, seperti plesteran.

Selain itu, siput ini juga pembawa cacing paru tikus, parasit yang menyebabkan meningitis pada manusia.

Kata "raksasa" pada namanya merujuk pada kemampuannya untuk tumbuh hingga sekitar 8 inci panjangnya, seukuran kepalan tangan pria dewasa dan menjadikannya salah satu moluska terbesar di dunia.

Siput raksasa Afrika itu juga dapat bertelur sebanyak 1.200 butir per tahunnya dan menyimpan hingga 200 butir telur per kelompok.

Oleh karena itu, siput ini mendapatkan tempat di puncak daftar spesies invasif AS.

Siput raksasa Afrika ini sebelumnya sudah pernah diberantas dua kali di Florida. Deteksi pertama dilakukan pada 1969 dan diberantas pada 1975.

Sementara itu, baru-baru ini, upaya selama 10 tahun di Miami-Dade County yang menelan biaya 23 juta dollar AS berakhir pada 2021 setelah mengumpulkan sekitar 170.000 siput.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/21/181500565/sebagian-kota-di-florida-dikarantina-akibat-serangan-siput-raksasa-afrika

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke