KOMPAS.com - Personel grup vokal Kahitna, Carlo Saba, meninggal dunia akibat serangan jantung di Rumah Sakit Mayapada, pada Rabu (19/4/2023) pukul 21.42 WIB.
Diberitakan Kompas.com (20/4/2023), adik Carlo Saba, Ivan Saba mengatakan, kakaknya meninggal dunia karena penyakit jantung, dan mengalami serangan jantung pertama pada Januari 2023.
"Ya Carlo itu karena serangan pertama di Januari, setelah akhirnya berobat kondisinya makin baik kita lihat dan Senin kemarin (17/4/2023) dia operasi kateterisasi dan pasang tiga ring," ujar Ivan.
Sempat menunjukkan progres positif, hingga pada Rabu lalu Carlo mengeluhkan nyeri pada bagian dadanya.
Setelah dilakukan proses EKG atau elektrokardiogram, ternyata ada satu penyumbatan di organ pria berusia 54 tahun tersebut.
"Penyumbatan ditambah ada serangan (jantung) gitu," ungkap Ivan.
Menjadi penyebab kematian vokalis Kahitna, lantas bagaimana gejala dan pemicu serangan jantung?
Serangan jantung
Serangan jantung adalah salah satu penyakit jantung saat otot organ ini tidak mendapat aliran darah.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, serangan jantung terjadi saat aliran darah menuju jantung sangat kurang atau tersumbat.
Penyumbatan aliran darah biasanya akibat penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam arteri koroner.
Adapun arteri koroner, yakni pembuluh nadi yang memasok darah dan oksigen ke otot jantung agar tetap memompa darah ke seluruh tubuh.
Endapan kolesterol atau plak dalam arteri dapat pecah dan membentuk gumpalan yang menghalangi aliran darah.
Selanjutnya, aliran darah ke jantung pun berkurang, sehingga otot jantung tak mendapat pasokan dan tak bisa melakukan tugasnya.
Gejala serangan jantung
Menurut Kementerian Kesehatan, orang yang mengalami serangan jantung akan merasakan beberapa gejala khas, yakni:
1. Jantung berdebar-debar
Jantung berdebar-debar atau juga dikenal dengan palpitasi merupakan gejala khas dari serangan jantung. Gejala serangan jantung ini akan terasa seperti dada diremas-remas.
2. Sesak napas
Sesak napas termasuk gejala penyakit jantung yang paling umum terjadi.
Rasa sakit ini biasanya disertai dengan keringat dingin, lemas, jantung berdebar, bahkan mengalami pingsan.
3. Berkeringat dingin
Biasanya, penderita akan mengalami keringat dingin dan perasaan mudah lelah, serta pusing atau sakit kepala.
Gejala serangan jantung ini tak lain karena terjadi penurunan aliran darah sebagai imbas dari denyut jantung tidak normal.
4. Rasa mual dan muntah
Orang yang mengalami serangan jantung umumnya juga akan merasakan mual dan keinginan untuk muntah.
5. Nyeri dada sebelah kiri
Penderita biasanya merasakan sakit seperti ditimpa beban berat, nyeri, dan perasaan seperti terjepit atau terbakar di dada sebelah kiri.
Di samping lima gejala tersebut, wanita kemungkinan mengalami gejala khusus seperti nyeri singkat yang terasa di leher, lengan, atau punggung.
Sementara itu, pada beberapa kasus, gejala pertama dari serangan jantung adalah serangan jantung mendadak.
Namun, banyak pula orang yang memiliki tanda dan gejala selama berjam-jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu sebelumnya.
Nyeri dada atau angina yang terus-menerus terjadi dan tidak hilang dengan istirahat, juga kemungkinan merupakan tanda peringatan dini serangan jantung.
Adapun angina, biasanya disebabkan oleh penurunan sementara aliran darah menuju organ jantung.
Penyebab dan faktor risiko serangan jantung
Dikutip dari laman Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK).
PJK sendiri merupakan kondisi saat pembuluh darah utama yang memasok aliran darah ke jantung tersumbat oleh plak kolesterol.
Baik PJK maupun serangan jantung, dipicu oleh beberapa faktor risiko, termasuk:
1. Faktor usia
Semakin bertambah usia seseorang, maka makin tinggi risiko terkena penyakit jantung.
Pria yang memasuki usia 45 tahun dan wanita berusia 55 tahun atau yang mengalami menopause dini, cenderung lebih berisiko terkena serangan jantung.
2. Memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga
Apabila ada salah satu anggota keluarga inti yang mengidap penyakit jantung, maka anggota keluarganya juga berisiko mengalami gangguan serupa.
3. Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah, sehingga menghambat aliran darah.
Oleh karena itu, penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengidap penyakit jantung, termasuk serangan jantung.
4. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Hipertensi mampu melukai dinding arteri serta memungkinkan kolesterol jahat masuk saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.
5. Obesitas (kegemukan)
Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak dalam darah. Hal ini juga berisiko menyebabkan penyakit jantung.
6. Stres
Ketika seseorang stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang berakibat pada kakunya pembuluh darah.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/21/151500165/gejala-serangan-jantung-yang-jadi-penyebab-kematian-carlo-saba-personel