KOMPAS.com - Momen Lebaran adalah waktu yang tepat untuk saling memaafkan.
Selain meminta maaf dalam bahasa masing-masing, beberapa orang tak jarang menggunakan ungkapan minal aidin wal faizin untuk maksud dan tujuan yang sama.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri mengatakan, di Indonesia terjadi banyak salah kaprah dalam penggunaan minal aidin wal faizin.
Sebab, ungkapan tersebut selama ini justru banyak diartikan dengan mohon maaf lahir dan batin.
Padahal, "minal aidin walfaizin" sebenarnya merupakan potongan dari doa.
"Sebenarnya itu potongan, lengkapnya ja'alanallah minal aidin wal faizin," kata Syamsul, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (4/5/2021).
Syamsul menjelaskan, arti dari ungkapan doa itu adalah "Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang kembali dan orang-orang yang memperoleh kemenangan".
Ia menjelaskan, maksud dari "kembali" ini adalah kembali kepada fitrah atau kesucian karena dosa selama Ramadhan dihapuskan.
"Kadang orang memahaminya mohon maaf lahir batin, padahal itu sebenarnya doa yang dipotong," ujarnya.
Ungkapan yang lebih tepat
Syamsul menuturkan, umat Islam dunia biasanya lebih sering menggunakan ungkapan "taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim".
Ungkapan itu dimaksudkan untuk mendoakan sesama umat Islam agar puasanya diterima.
Ia menuturkan, ungkapan tersebut juga telah ada sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW.
Karenanya, banyak orang di Indonesia kemudian menggabungkan dua ungkapan itu menjadi "taqabbalallahu minna wa minkum minal wa ja'alanallah minal aidin wal faizin".
https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/21/123000365/salah-kaprah-penggunaan-minal-aidin-wal-faizin-ketika-lebaran