Unggahan tersebut antara lain diposting oleh sebuah akun Twitter pada Selasa (11/4/2023).
Terdapat dua video dalam unggahan itu. Kedua video memperlihatkan jalanan yang ramai dilalui pengendara kondisinya berdebu.
“Otw penyakit paru paru sak kabupaten,” demikian keterangan dalam unggahan itu.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, pemilik akun, Denny Tidar Jannu menjelaskan, jalanan berdebu tersebut berada di Banyurejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, DIY.
Toko milik Denny berada di sekitar jalan tersebut.
"(Jalan rusak dan berdebu) karena ada proyek tol di dekat situ, jadi banyak truk lewat," ujar Denny, Rabu (12/4/2023).
Hingga Rabu (12/4/2023), unggahan itu sudah dilihat sebanyak 69.400 kali dan mendapat 189 likes.
Lantas, apa dampak kondisi jalan tersebut bagi paru-paru?
Penjelasan dokter
Dokter spesialis paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini menjelaskan, banyak dampak jika debu di jalanan terhirup ke dalam tubuh.
“Walaupun ada saringan mulai hidung berupa bulu hidung, tetapi jika kotor tetap berdampak,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2023).
Menurutnya, paru-paru adalah organ tubuh yang paling luas terpapar jika udara lingkungan kotor.
“Penyakit akibat debu jalanan itu seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, atau kanker paru-paru,” terang Harsini.
Sementara itu, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Agus Dwi Susanto menambahkan, debu-debu di jalanan dapat berdampak jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak jangka pendek ketika seseorang hanya sesekali menghirup debu jalanan, sedangkan dampak jangka panjang saat menghirup debu jalanan terus menerus, setiap hari, hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Dampak polusi udara
Agus mengatakan, debu jalanan termasuk dalam polusi udara luar ruangan.
“Dalam debu-debu ini terkandung partikel-partikel halus yang disebut partikulat matter (PM),” ujarnya, terpisah.
Jika terus menerus terpapar debu jalanan, kata Agus, akan sangat membahayakan bagi kesehatan paru-paru dan pernapasan.
“Data WHO ada kok, polusi udara berkontribusi tinggi pada kematian,” ujarnya.
Berikut dampak jangka pendek seperti dijelaskan oleh Agus:
Sedangkan dampak jangka panjangnya, yakni:
Pencegahan dampak dari debu jalanan
Agus yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) membagi cara mencegah menjadi tiga kategori, yakni primer, sekunder, dan tersier.
Berikut penjelasan dari masing-masing kategori tersebut:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah cara mencegah bagi yang belum terkena dampak kesehatan agar tidak sakit. Sebagai berikut:
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan untuk mendeteksi dini dan pengobatan dini. Sebagai berikut:
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah bertujuan untuk mencegah kecacatan dan risiko kematian bagi yang sudah terdampak.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/12/163000265/ramai-unggahan-sebut-satu-kabupaten-otw-penyakit-paru-paru-karena-jalanan