KOMPAS.com - Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, sebanyak 10.792 kali gempa bumi melanda Indonesia sepanjang 2022.
Di antara itu, ada 807 gempa yang dapat dirasakan manusia sementara 22 lainnya merusak.
Terbaru, total 41 gempa telah melanda wilayah Indonesia pada dua hari pertama Februari 2023.
Jumlah ini terdiri dari 10 gempa yang terjadi hingga Kamis (2/2/2023) 11.28 WIB dan sisanya menguncang pada Rabu (1/2/2023).
Dilihat dari data tersebut, terlihat bahwa Indonesia sering diguncang gempa bahkan dalam kurun waktu 1 hari saja.
Lalu, mengapa Indonesia sering dilanda gempa dan apakah kondisi ini masih tergolong normal?
Alasan Indonesia sering dilanda gempa
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Supartoyo menjelaskan, Indonesia banyak dilanda gempa bumi akibat lokasinya berada di pertemuan antara 4 lempeng tektonik.
Lempeng tektonik tersebut, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Laut Filipina.
Pergerakan aktif pada 4 lempengan Bumi tersebut dapat menjadi sumber gempa dan tsunami di Indonesia.
Terkait banyaknya gempa yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023, Supartoyo mengaku ini bukanlah termasuk kondisi yang mengkhawatirkan.
"(Jumlah gempa bumi di Indonesia saat ini) masih hal lumrah," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/2/2023).
Ia sendiri mengungkapkan bahwa Indonesia memang sering dilanda ratusan hingga ribuan gempa setiap tahunnya. Meski begitu, hanya 5-26 gempa yang masuk kategori merusak.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa yang merusak masuk dalam kategori VI skala MMI (Modified Mercalli Intensity) atau memiliki magnitudo 6.
Lebih lanjut, Supartoyo menjelaskan, gempa bumi yang melanda Indonesia tidak bisa terjadi secara merambat. Artinya, satu sumber gempa hanya dapat menimbulkan satu gempa di suatu lokasi.
Meski begitu, gempa yang terjadi di suatu tempat dapat memicu sumber gempa lainnya. Namun, ia menyebut kondisi ini tidak selalu terjadi.
Menurut Supartoyo, gempa bumi yang terjadi di Indonesia dapat dimasukkan dalam 3 kategori, yaitu gempa awal atau pembuka, gempa utama, dan gempa susulan.
Gempa awal merupakan gempa yang terjadi sebelum ada gempa utama.
Perbedaan di antara keduanya terletak pada gempa utama yang memiliki kekuatan guncangan terbesar.
Sementara itu, gempa susulan terjadi akibat energi lempengan Bumi yang berusaha kembali seimbang setelah terkena guncangan.
Gempa susulan memiliki kekuatan paling kecil setelah gempa utama.
Supartoyo mengibaratkan guncangan gempa bumi terjadi seperti per yang bergoyang. Awalnya ada guncangan besar kemudian lama-lama berkurang dan berhenti gerak.
Kondisi yang sama terjadi di Indonesia. Setelah terjadi gempa utama, guncangan-guncangan susulan kemudian dapat mengikuti. Akibatnya, gempa susulan pun dapat melanda suatu daerah.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/03/100500265/alasan-indonesia-selalu-dilanda-gempa