Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perlukah Mencuci Buah dengan Sabun?

Dalam proses penanaman hingga pemanenan, buah bisa terkena pestisida yang digunakan untuk memberantas hama.

Ketika sudah dipetik, buah juga akan digeletakkan di tanah sehingga rawan tertempeli kuman dan bakteri.

Jadi, perlukah mencuci buah dengan sabun agar seluruh sisa pestisida, kuman dan bakteri luntur?

Bahaya mencuci buah dengan sabun

Buah memang harus dicuci dengan benar, apalagi jika Anda berniat untuk mengonsumsi buah langsung dengan kulitnya.

Jika tak dibersihkan dengan benar, berbagai kuman bisa tetap bersarang di sana. Termasuk salah satu yang paling berbahaya, adalah parasit toxoplasma yang sering menempel pada kulit buah-buahan seperti apel, anggur, ataupun pir.

Ada berbagai pendapat tentang cara mencuci buah dan sayuran.

Dilansir dari Washington Post, beberapa ahli menyarankan untuk mencuci buah menggunakan sabun agar semua kuman mati.

Namun beberapa lagi tak menyarankan penggunaan sabun karena bisa membahayakan tubuh.

Seorang profesor dan spesialis keamanan pangan dari University of Maine Cooperative Extension, Jason Bolton, mengatakan bahwa jangan menyamakan proses mencuci tangan dengan sabun dengan proses mencuci buah atau sayuran.

Meski keduanya sama-sama bertujuan untuk menyingkirkan kuman yang menempel, tapi permukaan dari keduanya beda.

Tangan tak untuk dikonsumsi dan masuk ke saluran cerna, serta tak berpotensi menyerap residu sabun. Sedangkan buah untuk dikonsumsi, dan permukaan buah-buahan (kulitnya) berpotensi menyerap molekul sabun yang ada karena memiliki pori-pori.

Jadi, mencuci buah-buahan tak selalu harus menggunakan sabun.

Jika buah memang terlihat kotor, atau Anda yakin benar bahwa buah-buahan yang ada terkena pestisida, maka barulah gunakan sabun khusus yang berlabel aman untuk bahan pangan.

Kemudian, cuci buah dengan teliti. Pastikan, sisa sabun sudah terbilas sempurna sebelum Anda menghidangkannya untuk seluruh anggota keluarga.

Karena sisa sabun yang ada, bisa berpotensi membahayakan saluran cerna. Apalagi jika Anda menggunakan sabun yang tak jelas label keamanannya.

Cara menghilangkan pestisida dari buah-buahan

Dilansir dari Goodnet, begini cara menghilangkan kuman dan pestisida dari permukaan buah-buahan: 

1. Rendam dalam air garam

Merendam buah-buahan dalam air garam selama 20 menit efektif menghilangkan residu pestisida. Setelah direndam air garam, bilas dulu dengan air bersih, baru sajikan.

Perbandingan yang tepat adalah 4 bagian air untuk 1 bagian cuka. Campur dan aduk keduanya, baru masukkan buah dan sayur ke dalamnya. Rendam selama 10 hingga 20 menit.

Perbandingan ini bisa Anda seimbangkan. Semisal 2:2 untuk hasil yang lebih kuat dan maksimal.

3. Rendam dalam baking soda

Larutan selanjutnya yang ampuh untuk menghilangkan residu pestisida sekaligus mengusir bakteri dan serangga adalah air dan baking soda.

Larutkan 1 sendok teh baking soda ke dalam semangkuk air. Aduk, baru kemudian masukkan buah dan sayuran yang ada.

Rendam buah dan sayur selama 10 menitan baru bilas dengan bersih dengan air yang mengalir.

4. Mencuci dengan air dingin

Cara terakhir ini adalah cara yang paling sederhana. Yaitu Anda hanya membutuhkan air dingin atau air es.

Penelitian yang dilakukan di Connecticut Agricultural Experiment Station menemukan bahwa merendam sayur dan buah dalam air dingin bisa mengurangi kandungan pestisida yang ada.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/29/140500465/perlukah-mencuci-buah-dengan-sabun-

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke