Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berbagai Kondisi Kesehatan yang Berkaitan dengan Kentut

Saat proses makan, mengunyah, menelan maupun saat proses mencerna, udara atau gas bisa menumpuk di saluran pencernaan.

Gas tersebut kemudian perlu dikeluarkan dalam bentuk kentut dan juga sendawa.

Kentut secara alami adalah hal yang baik, namun kentut juga bisa menjadi pertanda masalah kesehatan.

Hal ini bisa dilihat dari frekuensi, bau, dan apakah disertai gejala sakit perut lainnya.

Berikut beberapa kondisi kesehatan yang mungkin berhubungan dengan kentut:

1. Kelebihan serat

Dikutip dari Health, Anda bisa mengamati kentut untuk kemudian memikirkan kembali apakah Anda mungkin kelebihan serat.

Serat pada dasarnya berfungsi untuk menjaga agar kotoran bisa bergerak sehingga sembelit tidak terjadi.

Namun jika Anda kentut di saat bersamaan Anda sembelit, mungkin Anda perlu mengecek kembali apakah Anda terlalu banyak makan serat.

"Jika orang makan serat berlebih, ini bisa mulai menyebabkan gas, kembung, kram, dan secara paradoks sembelit," kata Ahli Gastroenterologi Dr Sonpal.

Sonpal menilai, saat serat menumpuk maka serat akan memadatkan feses.

Untuk mengatasi masalah ini maka bisa diatasi dengan lebih banyak minum atau kurangi asupan serat perlahan.

2. Terlalu banyak minum soda

Jika Anda sering kentut mungkin bisa menjadi pertanda Anda terlalu banyak mengonsumsi minuman berkarbonasi.

Minuman berkarbonasi atau soda dapat memasukkan lebih banyak udara ke dalam pencernaan sehingga kentut terjadi lebih sering.

Namun jika tidak yakin bahwa minuman berkarbonasi sebagai penyebabnya Anda bisa mengecek asupan makanan Anda.

3. Kentut berbau busuk

Jika kentut berbau sangat tajam, Anda bisa mengoreksi kembali apa yang sebelumnya Anda konsumsi. Bisa jadi, Anda terlalu banyak makan makanan yang mengandung belerang tinggi.

Secara alami, biasanya makanan kaya serat memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Misalnya sayuran brokoli dan juga kubis.

Dalam kebanyakan kasus, kentut berbau busuk tak perlu dikhawatirkan. Hanya saja jika ini terjadi terus-menerus Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan.

4. Tanda kehamilan

Dikutip dari Discover Magazine, kentut juga bisa menjadi tanda kehamilan. Adapun kentut pada kondisi ini biasanya kentut yang terjadi lebih sering.

Kentut bisa menjadi tanda kehamilan karena saat hamil tubuh bekerja keras untuk menghasilan hormon progesteron.

Progesteron yang meningkat bisa mengendurkan dan memperlambat saluran pencernaan.

Selain itu saat hamil, janin akan menekan usus selama berkembang di dalam rahim, akibatnya bisa muncul kelebihan gas saat kehamilan.

Intoleransi laktosa bisa juga menyebabkan terjadinya kelebihan gas.

Kentut disertai sakit perut dan rasa tak nyaman bisa dikaitkan dengan intoleransi makanan.

Saat mengalami intoleransi laktosa maka tubuh tak menyerap laktosa dengan baik yang ujungnya bisa berdampak pada kentut.

Cobalah untuk menghilangkan produk susu dari diet jika kentut sangat berbau. Jika tak berhasil, cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli medis.

6. Kentut menstruasi

Kentut juga bisa menjadi tanda menstruasi. Kentut saat menstruasi ini adalah hormonal.

Saat estrogen meningkat pada masa menjelang haid, maka rahim akan memproduksi bahan kimia seperti hormon yang disebut prostaglandin.

Jika terlalu banyak diproduksi maka bisa membuat organ lain berkontraksi termasuk usus yang akan memengaruhi kentut.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/21/062500365/berbagai-kondisi-kesehatan-yang-berkaitan-dengan-kentut

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke