Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pneumonia Misterius Tewaskan Tiga Orang di Argentina, Bergejala Mirip Covid-19

KOMPAS.com - Tiga orang di Provinsi Tucuman, Argentina meninggal dunia karena pneumonia misterius yang tidak diketahui asalnya.

Menurut Otoritas Kesehatan Argentina pada Kamis (2/9/2022), temuan kematian orang dengan pneumonia misterius sejauh ini hanya terbatas pada satu klinik.

Dikutip dari New Scientist (2/9/2022), sebanyak sembilan orang termasuk delapan petugas kesehatan menderita pneumonia misterius dengan gejala demam, nyeri tubuh, dan sesak napas.

Adapun dua petugas kesehatan di antaranya, yang didiagnosis melalui sinar-X paru-paru, meninggal dunia pada 29 Agustus dan 31 Agustus lalu.

Tak lama, tepatnya pada 1 September 2022, seorang wanita berusia 70 tahun di pusat pembedahan, juga meninggal dunia akibat penyakit ini.

Sehari kemudian, pada Jumat (2/9/2022), Argentina kembali mencatatkan tambahan kasus pneumonia yang belum diketahui penyebabnya, sehingga total terdapat 10 kasus.

Diberitakan Independent (3/9/2022), Direktur Epidemiologi Sistem Kesehatan Provinsi, Rogelio Calli mengatakan, pneumonia misterius sangat mirip dengan Covid-19 dan hantavirus.

"Ini sangat mirip dengan Covid-19, hantavirus, itu bisa berupa virus atau bakteri," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (2/9/2022).

Kendati demikian, menurut Menteri Kesehatan Masyarakat Provinsi Tucuman, Luis Medina Ruiz, sejauh ini tes untuk Covid-19, hantavirus, dan beberapa jenis bakteri legionella menghasilkan hasil negatif.

Ada yang bergejala mirip Covid-19

Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, pneumonia yang belum diketahui etiologi atau asal usulnya memiliki beberapa gejala yang mirip dengan Covid-19.

"Tapi ini bukan Covid-19 karena setelah diperiksa (hasilnya) negatif," tutur Dicky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/9/2022).

Tak semua gejala menyerupai Covid-19. Dicky mengatakan, beberapa pasien pneumonia misterius ini juga mengalami gejala berbeda dari Covid-19.

Meski demikian, yang jelas menurutnya, semua pasien mengalami pneumonia atau peradangan paru-paru.

Pneumonia sendiri merupakan peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pada pneumonia, kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru bisa berisi cairan atau nanah.

"Yang sama ya jelas pneumonia, soalnya kalau pneumonia berat orang susah bernapas karena kantung udaranya berisi cairan atau nanah," kata Dicky.

"Dan itu menyebabkan kematian kalau tidak segara dilakukan tindakan darurat," lanjut dia.

Menilik kondisi sejauh ini, Dicky menyebut bahwa angka kematian akibat pneumonia misterius kemungkinan jauh lebih tinggi daripada Covid-19.

Pasalnya, dari total 10 kasus yang ditemukan di Argentina, tiga di antaranya telah meninggal dunia.

Bukan hanya itu, pneumonia ini juga bisa jadi lebih cepat menular dibandingkan penyakit akibat virus corona.

"Karena tenaga kesehatan banyak tertular, dan ini menunjukkan ada penularan dari manusia ke manusia dan cenderung lebih efektif ya kalau dilihat sejauh ini dibandingkan Covid-19," terang dia.

Untuk itu, menurut dia, dunia harus mendukung Argentina agar segera mengidentifikasi penyebab dari pneumonia misterius ini.

Sebab, untuk melawan dan merespons suatu penyakit menular, dibutuhkan pengetahuan tentang asal usul dan penyebabnya.

"Penyakit menular, kalau kita tidak tahu ini virus yang dihadapinya seperti apa, karakternya seperti apa, kan jadi susah, ini yang jadi berbahaya," ungkap dia.

Upaya pencegahan

Meski belum diketahui apa etiologi dari pneumonia yang menyerang beberapa warga Argentina, Dicky mengatakan bahwa tindakan 5 M masih sangat efektif sebagai upaya pencegahan wabah.

5 M tersebut antara lain memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

"Itu yang harus kita lakukan ya, jangan sampai abai dalam 5 M-nya," kata dia.

Lebih lanjut, lantaran kondisi dunia saat ini yang kian rawan, ia mengimbau masyarakat untuk mengubah perilaku menjadi lebih bersih, serta menjaga keseimbangan alam.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/03/204500265/pneumonia-misterius-tewaskan-tiga-orang-di-argentina-bergejala-mirip-covid

Terkini Lainnya

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke