Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Mencegah Penyebaran Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

WHO menetapkan ini selepas melihat bahwa subvarian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini dengan cepat menyebar ke berbagai negara dan menjadi pemicu lonjakan kasus.

Wiku Adisasmito, juru bicara pemerintah untuk Penanganan Covid-19, menjelaskan bahwa subvarian ini selain lebih cepat menular, perubahan karakteristik varian-varian baru ini juga mampu menghindari kekebalan tubuh pasca-infeksi Covid-19 dari varian sebelumnya.

Dilansir dari Kompas.com , Kamis (16/6/2022), Omicron BA.4 dan BA.5 disebut lebih mudah meluas dan menginfeksi dari varian-varian sebelumnya.

Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia, mengingatkan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 harus sangat diwaspadai secara serius.

Hal tersebut disebabkan subvarian BA.4 dan BA.5 ini lebih mudah menginfeksi karena mengambil mutasi dari varian Delta. Kemudian subvarian tersebut juga memiliki mutasi F486V yang membuatnya sangat lincah menghindar dari respons imunitas antibodi pada tubuh.

"Artinya dia juga bisa menimbulkan efikasi sangat jauh lebih efektif dibanding varian lain dalam menyiasati antibodi yang terbentuk, entah itu dari terinfeksi maupun dari vaksinasi," ungkap Dicky kepada Kompas.com, Kamis (16/6/2022).

Lantas bagaimana cara mencegah penyebaran varian ini?

Cara pemerintah mencegah penyebaran

Dalam upaya pencegahan penyebaran varian BA.4 dan BA.5 yang berisiko sangat masif, Wiku mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan upaya whole genome sequencing (WGS).

Selain itu, pemerintah juga melakukan studi epidemiologi sebaran varian, dan memastikan efektivitas alat testing khususnya di pintu-pintu masuk.

"Hal ini diharapkan dapat mendeteksi dan menangani kasus dengan varian baru dengan baik," ujarnya, dikutip dari laman covid19.go.id, Selasa (14/6/2022).

Lebih lanjut Wiku mengungkapkan bahwa sejauh ini telah ditemukan 8 kasus berkaitan BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Langkah yang bisa dilakukan masyarakat

Dicky Budiman mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan pola perilaku yang dapat mengurangi penularan, seperti memakai masker dan menghindari keramaian.

"Tapi perlu disadari bahwa mereka itu kan terinfeksi dan infeksi bisa menyebabkan orang sekitarnya juga, atau tertular, ketika dia tidak menerapkan pola perilaku yang mengurangi potensi penularan," jelasnya.

Jadi meskipun saat ini sudah ada pelonggaran, masyarakat tetap diminta untuk tidak kebablasan.

Wiku sendiri mengatakan hal yang senada. Bahwa munculnya varian baru tidak bisa dihindarkan. Namun, bisa dicegah penyebarannya dengan menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat.

"Surveilans epidemiologi akan terus dilakukan oleh pemerintah, untuk memantau perkembangan varian baru sekaligus melakukan analisis varian baru dari berbagai negara untuk ke depannya dapat mengambil langkah kebijakan yang tepat," ucapnya.

Pemerintah mengimbau agar masyarakat terus meningkatkan kesadaran pribadi menjalankan protokol kesehatan sesuai peraturan yang berlaku dan segera vaksinasi bagi yang belum mendapatkan vaksin hingga dosis ketiga.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/17/062500465/cara-mencegah-penyebaran-subvarian-omicron-ba.4-dan-ba.5

Terkini Lainnya

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke