Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan Lebaran 2022?

KOMPAS.com - Kapan Lebaran atau Idul Fitri 2022? Hingga saat ini pemerintah belum menetapkan tanggalnya.

Pemerintah biasanya melakukan pengamatan hilal menjelang akhir Ramadhan, kemudian melakukan sidang isbat untuk menentukan Idul Fitri.

Namun Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan waktu jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 M.

Penetapan tersebut dikeluarkan melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.

Dalam maklumat tersebut disebutkan bahwa 1 Syawal atau Lebaran akan jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022.

Secara rinci disampaikan bahwa pada hari Sabtu Legi, 29 Ramadhan 1443 H bertepatan dengan 30 April 2022 M, ijtimak jelang Syawal 1443 H belum terjadi.

Ijtimak terjadi esok harinya, Ahad Pahing, 30 Ramadhan 1443 H bertepatan dengan 1 Mei 2022 M pukul 03:31:02 WIB.

Tinggi Bulan atau hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam itu Bulan berada di atas ufuk.

Umur bulan Ramadhan 1443 H 30 hari dan tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022 M.

Selain itu ditetapkan tanggal-tanggal penting lainnya, yakni:

  • 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Sabtu Pon, 2 April 2022 M.
  • 1 Zulhijah 1443 H jatuh pada hari Kamis Pahing, 30 Juni 2022 M.
  • Hari Arafah (9 Zulhijah 1443 H) jatuh pada hari Jumat Kliwon, 8 Juli 2022 M.
  • Idul Adha (10 Zulhijah 1443 H) jatuh pada hari Sabtu Legi, 9 Juli 2022 M.

Ketetapan tersebut didasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Metode penentuan Idul Fitri

Dilansir Kompas.com, 11 Mei 2021, ada dua metode yang digunakan untuk menentukan 1 Syawal, yakni metode hisab perhitungan dan rukyat yaitu melihat langsung keberadaan hilal.

Metode rukyat merupakan metode pandangan mata. Ada batas minimal hilal yang memungkinkan untuk dilihat dengan pengamatan mata.

Diberitakan Kompas.com, 1 April 2022, mulai 2022 Kementerian Agama menggunakan kriteria baru. Kriteria baru tersebut berdasarkan pada kesepakatan para Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) tahun 2021.

Berdasarkan hal tersebut, awal bulan adalah jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sementara selama ini, kriteria awal bulan adalah dengan ketinggian 2 derajat dan elongasi 3 derajat.

Pada 2021, pengamatan hilal dilakukan pada 11 Mei 2021. Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqul Cholil kemudian mengumumkan bahwa hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1442 H jatuh pada 13 Mei 2021.

"Informasi hitungan hisab telah dikonfirmasi 88 titik dari Aceh hingga Papua, dari itu tidak ada yang melaporkan melihat hilal. Oleh karena itu hisab posisi hilal minus, maka posisi satu syawal jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021," kata Yaqut.

Metode kedua yang digunakan untuk melihat hilal adalah wujudul hilal yang umumnya digunakan oleh organisasi masyarakat Muhammadiyah.

Wujudul hilal merupakan metode yang menganggap hilal di atas cakrawala. Patokan ini berarti berapapun ketinggian hilal, meski nol koma sekian derajat, asal sudah di atas cakrawala, berarti malam itu sudah masuk bulan baru dalam kalender Hijriah.

Baik hisab maupun rukyat bukanlah metode yang dibenturkan tetapi saling melengkapi satu dan lainnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/16/191500765/kapan-lebaran-2022

Terkini Lainnya

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke