Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siapa Pemilik Menara Saidah, Benarkah Inneke Koesherawati? Ini Sejarahnya

Kemudian muncul pertanyaan, siapa pemilik Menara Saidah? Benarkah pemiliknya bintang film dan sinetron Inneke Koesherawati? 

Bagaimana sejarah Menara Saidah?

Viral di media sosial

Viral Menara Saidah awalnya bermula dari unggahan warganet yang mengaku mendapat undangan interview kerja di Menara Saidah, Jakarta.

Padahal diketahui gedung tersebut telah lama kosong dan tak berpenghuni sejak 2007.

Dalam pengakuannya, ia urung menghadiri interview tersebut karena sedang berada di Tulungagung, Jawa Timur.

Dari sejumlah komentar warganet di unggahan tersebut menyinggung soal Menara Sarinah yang lama tidak dihuni sehingga menjadi angker. Termasuk kondisi gedung yang disebut-sebut miring.

Dibangun tahun 1995

Gedung tersebut mulai dibangun sejak tahun 1995 oleh kontraktor PT Hutama Karya dan selesai pada tahun 1998.

Awalnya, bangunan perkantoran ini bernama Gracindo dan disebut-sebut menelan biaya pembangunan hingga Rp 50 miliar.

Dikutip dari arsip PT Hutama-Karya, arsitektur gedung tersebut bergaya Romawi berlantai 30 dan menjulang di Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Gedung yang dipenuhi ornamen baik tampak luar maupun tampak dalamnya, memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam pelaksanaannya.

Patung-patung gaya Romawi yang ada di dalam luar gedung disebutkan diimpor langsung dari Italia.

Dikutip dari Bangka Pos, pemilik pertama gedung tersebut adalah PT Mustika Ratu atas nama Mooryati Sudibyo.

Kemudian gedung tersebut dilelang pada 1995 dan dimenangkan oleh Keluarga Saidah dengan pemilik diserahkan kepada Fajri Setiawan, anak kelima Nyonya Saidah.

Gedung tersebut lalu direnovasi dan namanya diubah menjadi Menara Saidah. 

Nama Saidah diambil dari nama pemiliknya, Saidah Abu Bakar Ibrahim.

Saidah Abu Bakar Ibrahim sendiri merupakan mertua dari pemain film dan sinetron Inneke Koesherawati.

Setelah berpindah dari Mustika Ratu ke Keluarga Saidah jumlah lantainya pun bertambah dari awalnya hanya 15 menjadi hampir dua kali lipat yaitu 28 lantai.

Pernah jadi kantor PPU hingga Kementerian

Dari arsip Harian Kompas, 2 September 1999 mencatat, bangunan tersebut pernah menjadi kantor Sekretariat Panitia Pemilihan Umum (PPU) 1999.

Tak hanya itu, gedung yang terletak di Jalan Letjen MT Haryono itu juga pernah menjadi kantor Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.

Saat ini, kementerian tersebut bernama Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi.

Ditutup 2007

Bangunan megah tersebut resmi ditutup untuk umum di tahun 2007 karena diduga bangunannya miring beberapa derajat.

Kondisi tersebut dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung.

Konstruksinya dianggap bermasalah sejak awal, namun dari pihak pemilik maupun Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) tidak ada yang bersedia memberikan penjelasan.

Pihak pengelola Menara Saidah, PT Gamlindo Nusa membantah bahwa gedung itu miring.

Menurut mereka, gedung itu sengaja dikosongkan sampai masa sewa penyewa habis dan skema penyewaan pada calon penyewa berikutnya adalah satu gedung secara keseluruhan

Menurut pengakuan warga setempat, sempat ada kegiatan renovasi pada pertengahan 2015, tetapi renovasi terhenti setelah berjalan dua bulan, dikutip dari Harian Kompas, 3 Agustus 2016.


Sempat akan diambil alih Pemprov DKI Jakarta

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sempat berencana untuk mengambil alih pemanfaatan Menara Saidah pada tahun 2016.

Namun rencana tersebut urung terlaksana.

Hingga kini Menara Saidah masih tak difungsikan dan terlihat mangkrak. Bangunan itu juga dikelilingi pagar seng dan dijaga oleh beberapa orang.

Sebelumnya, karena lokasinya yang strategis sempat banyak penawaran masuk, termasuk dari Universitas Satyagama pada tahun 2011.

Namun proses pindah kepemilikan tidak terjadi karena pemilik awal tidak bersedia menunjukkan gambar struktur gedung. 

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/24/205900365/siapa-pemilik-menara-saidah-benarkah-inneke-koesherawati-ini-sejarahnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke