Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Cara Sehat Menyeduh Kopi

Selain karena bercitarasa wangi khas, kopi juga banyak dikonsumsi karena memiliki banyak manfaat kesehatan.

Salah satu di antaranya adalah bisa digunakan sebagai stimulan, meningkatkan kewaspadaan dan fokus tubuh.

Kopi bisa diseduh panas maupun dingin. Kopi juga enak disajikan hitam pekat ala tubruk dan espresso, atau dicampur dengan berbagai tambahan perasa seperti gula, krimer dan susu.

Namun hati-hati, tak semua tambahan perasa bisa menyehatkan seduhan kopi yang ada. Sebaliknya, beberapa tambahan perasa ini justru bisa mengurangi manfaat kesehatan kopi, dan menimbulkan berbagai efek samping kesehatan yang merugikan tubuh. 

Nah melansir dari Healthline, berikut ini 8 cara sehat menikmati kopi:

1. Hindari menyeduh kopi di atas pukul 3 siang

Kafein adalah stimulan yang akan membuat tubuh terjaga dan waspada. Kafein ini bisa bertahan berjam-jam di dalam aliran darah.

Jadi jika Anda memiliki gangguan tidur, jangan mengonsumsi kopi di atas pukul 3 siang. 

Ketika Anda nekad mengonsumsi kopi di sore hari, besar kemungkinan Anda akan mengalami gangguan tidur. Dan kurang tidur, bisa berisiko merusak kesehatan jantung Anda.

2. Jangan memberi banyak gula

Ketika Anda menginginkan kopi Anda terasa manis, Anda akan jadi berlebihan dalam memberi takaran gula. Karena sesendok gula tak akan bisa membuat manis seduhan kopi Anda.

Kelebihan zat gula bisa membahayakan kesehatan tubuh, menghantarkan tubuh pada risiko diabetes tipe 2 juga obesitas.

3. Pilih biji kopi organik

Ada baiknya memilih biji kopi organik yang tak tersentuh pestisida. Biji kopi non organik biasanya terkontaminasi banyak zat kimia.

Jadi ketika tubuh rentan sakit dan Anda mengalami beberapa reaksi alergi, sebaiknya selalu cermat dalam memilah biji kopi.

4. Jangan berlebihan mengonsumsi kopi

Kebanyakan mengonsumsi kopi bisa menyebabkan berbagai efek samping tak sehat, tergantung dari tingkat toleransi masing-masing orang terhadap kafein.

Jadi jika Anda tak ingin tersiksa gelisah, tremor pada tangan dan degup jantung yang berpacu keras, batas konsumsi kopi harian Anda.

5. Tambahkan kayu manis

Ketika ditambahkan di dalam seduhan kopi, kayu manis bisa memberikan tambahan rasa dan aroma wangi yang istimewa, selain juga bisa menurunkan angka glukosa dalam secangkir kopi.

6. Hindari krimer sintetis yang rendah lemak  

Ada banyak krimer yang beredar di pasaran. Krimer sintetis yang didengungkan rendah lemak tersebut bisa dipastikan sudah mengalami proses pabrikan panjang dengan bahan-bahan komposisi pembuatan yang patut dipertanyakan mutunya.

Jadi jika ingin menambah gurih pada kopi, gunakan saja krimer natural seperti susu full cream atau susu sapi segar. 

Susu sapi segar mengandung banyak kalsium yang bisa digunakan menyehatkan tulang, selain juga bisa membuat creamy seduhan kopi Anda.

7. Tambahkan cokelat

Untuk cita rasa lebih mewah, tambahkan saja bubuk cokelat ke dalam seduhan kopi Anda.

Selain membangun cita rasa kopi jadi lebih istimewa, bubuk cokelat juga mengandung antioksidan tinggi yang bisa menurunkan risiko serangan jantung akibat terlalu sering mengonsumsi kopi.

8. Seduh kopi menggunakan kertas filter

Untuk mengurangi takaran kafestol ini cukup mudah, yaitu dengan cara menyeduh kopi menggunakan kertas filter.

Ketika kopi diseduh di atas kertas filter, kafestol tak akan turun dan larut ke dalam air bersama kafein dan zat antioksidan dari kopi lainnya.

Kopi adalah minuman stimulan yang istimewa cita rasanya. Namun untuk mendapatkan manfaat kesehatannya, seduh kopi dengan cara khusus. Seperti menghindari banyak gula juga krimer buatan. 

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/21/130000665/8-cara-sehat-menyeduh-kopi

Terkini Lainnya

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke