Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Festival Mooncake, Perayaan Kue Bulan Masyarakat Tionghoa

Perayaan tradisional China ditandai dengan kue bulan ini, juga disebut sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur, karena jatuh di pertengahan musim gugur di China.

Festival mooncake dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan China.

Perayaan festival kue bulan menjadi salah satu ajang kebersamaan untuk keluarga di China.

Seperti apa perayaannya?

Festival Kue Bulan

Dikutip dari Kompas.com, 1 Oktober 2020, anggota keluarga China keluar rumah pada malam hari tanggal 15 bulan 8.

“Pada malam hari tanggal 15 bulan 8 adalah bulan purnama. Saat bulan bersinar terang, anggota keluarga keluar rumah, duduk membentuk lingkaran makan kua bulan sambil menikmati terangnya sinar bulan,” ujar Guru Besar Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Hermina Sutami.

Tak ada kegiatan khusus selama perayaan, tapi semua orang wajib bergembira selama beberapa jam di malam itu.

Perayaan kue bulan juga dilakukan di kampus-kampus di China, yang jika ada kelas malam maka kuliah dihentikan.

“Semua mahasiswa pergi keluar duduk di lapangan dalam bentuk lingkaran, bergembira sambil makan kue bulan,” tutur Hermina.

Selain di China, keturunan China yang berada di luar negeri seperti Indonesia juga memperingati festival kue bulan setiap tahunnya.

Terkhusus, bagi Tionghoa yang menganut agama Konghucu, dengan terdapat sembahyang kepada leluhur dengan mempersembahkan kue bulan di atas meja altar atau sembahyangan.

Setelah sembahyang selesai, kue bulan itu kemudian dimakan secara bersama oleh anggota keluarga.

Legenda Hou Yi dan Chang E

Perayaan kue bulan erat hubungannya dengan legenda yang diyakini terjadi ribuan tahun lalu.

Dikisahkan, saat itu dunia disinari 10 matahari, yang saking banyaknya matahari menyinari bumi maka manusia merasa kepanasan.

“Kisar Yao yang memerintah sekitar 2.000 tahun lalu memerintahkan seorang pemanah ulung bernama Hou Yi untuk memanah matahari supaya tidak terlalu panas. Dengan keahliannya, Hou Yi berhasil menjatuhkan sembilan matahari,” ujar Hermina, seperti dikutip dari Kompas.com.

Setelah tersisa satu matahari, Kaisar meminta Hou Yi berhenti memanah, sebab jika semua matahari terpanah, maka bumi akan gelap.

Konon, inilah yang terjadi ketika hanya ada satu matahari saja saat ini.

Hou Yi dihadiahi sebuah pil panjang umur, lalu menikah dengan seorang perempuan cantik bernama Chang E.

Chang E melihat suaminya terkesan selalu menyembunyikan sesuatu, tapi sang suami tak mau memberitahu apa pun.

“Pada suatu hari (Chang E) berhasil menemukan benda berupa pil. Tanpa tahu apa akibatnya, Chang E menelan itu,” jelas Hermina.

Tubuh Chang E, lanjut dia, perlahan-lahan terbang naik ke bulan dan tidak dapat kembali ke bumi.

Sejak itu hari perayaan kue bulan dilaksanakan, untuk memperingati perginya sosok Chang E ke bulan. Dan ini yang membuat kue dibuat dengan bentuk menyerupai bulan.

Gambaran sosok Chang E ada pada kemasan kue bulan, dengan bidadari terbang dengan selendang melayang.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/21/190000865/mengenal-festival-mooncake-perayaan-kue-bulan-masyarakat-tionghoa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke