KOMPAS.com - Virus nipah menyebar di negara bagian Kerala, India, dan menewaskan satu orang anak berusia 12 tahun, Minggu (5/9/2021).
Selain itu, virus juga dilaporkan menginfeksi dua orang tenaga kesehatan dan 158 orang yang melakukan kontak dengan korban masih menjalani pengawasan.
"Teridentifikasi 158 orang yang melakukan kontak dengan anak tersebut, dan 20 dari mereka masuk dalam daftar kontak utama (kategori sangat berisiko). Ke-20 orang ini akan dirawat di rumah sakit Medical collage," kata Menteri Kesehatan Kerala, Veena George, Senin (6/9/2021).
Apa itu virus nipah?
Virus nipah (NiV) adalah virus zoonosis yang ditularkan dari hewan seperti kelelawar buah atau rubah terbang ke manusia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus juga dapat menular melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antarmanusia.
Dikutip dari Livemint, virus juga dapat menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal.
Virus juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi signifikan bagi peternak.
Meskipun virus nipah hanya menyebabkan beberapa wabah di wilayah Asia, virus ini menginfeksi berbagai macam hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia, membuatnya menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Sejarah kemunculan virus nipah
Wabah virus nipah pertama yang diketahui di dunia dilaporkan pada peternak babi di Malaysia pada 1999.
Sementara itu, saat wabah terjadi di Bangladesh dan India, virus nipah menyebar langsung dari manusia ke manusia melalui kontak dekat dengan sekresi dan ekskresi orang.
Di Siliguri, India pada tahun 2001, penularan virus juga dilaporkan dalam pengaturan perawatan kesehatan, dengan 75 persen kasus terjadi di antara staf rumah sakit atau pengunjung.
Dari tahun 2001 hingga 2008, sekitar setengah dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.
Gejala virus nipah
Infeksi virus nipah pada manusia bisa tanpa gejala hingga menimbulkan infeksi saluran penapasan akut dari ringan hingga berat, dan ensefalitis fatal.
Pada awalnya, orang yang terinfeksi mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan sakit tenggorokan.
Gejala-gejala tersebut dapat diikuti oleh pusing, kantuk, kesadaran berubah, dan tanda-tanda neurologis yang menunjukkan ensefalitis (pembengkakan otak) akut.
Beberapa orang dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan parah, termasuk gangguan pernapasan akut.
Melansir DNA India, pada kasus yang parah kemungkinan pasien mengalami ensefalitis dan kejang dapat terjadi dalam waktu 24-48 jam.
Berikut beberapa gejala awal dari virus ini:
Sedangkan gejala beratnya meliputi:
Sebagai informasi, infeksi yang menyebabkan gejala dan terkadang kematian jauh kemudian setelah terpapar, dikenal sebagai infeksi tidak aktif atau laten, juga telah dilaporkan berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun setelah terpapar.
Masa inkubasi virus
Masa inkubasi virus nipah atau interval dari infeksi hingga timbulnya gejala berkisar antara 4-14 hari. Namun, terdapat laporan masa inkubasi bisa berlangsung selama 45 hari.
Kebanyakan orang yang bertahan hidup ensefalitis akut membuat pemulihan penuh, tapi kondisi neurologis jangka panjang telah dilaporkan pada orang yang selamat.
Sekitar 20 persen pasien mengalami sisa konsekuensi neurologis seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian.
Angka kematian kasus diperkirakan sebesar 40-75 persen, bervariasi tergantung pada kemampuan lokal untuk surveilans epidemiologi dan manajemen klinis wabah.
Sesuai Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), infeksi virus nipah (NiV) dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat, termasuk pembengkakan otak yang berpotensi kematian.
Cara mengecek virus nipah
Untuk mendiagnosis virus ini, dapat dilakukan dengan RT-PCR dari cairan tubuh dan deteksi antibodi melalui uji imunosorben.
Cara mencegah penularan
Perlu dilakukan pembersihan dan disinfeksi peternakan babi secara rutin dan menyeluruh dengan deterjen yang sesuai, kemungkinan efektif mencegah infeksi.
Beberapa hal yang dapat mencegah penularan virus nipah di daerah yang terjadi penularan antara lain:
Pengobatan
Sejauh ini belum ada obat atau vaksin khusus untuk infeksi virus nipah, walaupun WHO telah mengidentifikasi virus ini sebagai penyakit prioritas untuk diteliti.
Perawatan suportif intensif direkomendasikan untuk mengobati komplikasi pernapasan dan neurologis yang parah.
WHO merekomendasikan, jika wabah telah dicurigai, maka tempat hewan harus segera dikarantina.
Mungkin diperlukan pemusnahan hewan yang terinfeksi, dengan pengawasan ketat penguburan atau pembakaran bangkai, untuk mengurangi risiko penularan ke manusia.
Selain itu, dilakukan pembatasan dan pelarangan perpindahan hewan dari peternakan yang terinfeksi ke daerah lain agar mengurangi penyebaran penyakit.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/07/083000265/mengenal-virus-nipah-asal-usul-gejala-dan-cara-mencegahnya