Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

2 Alasan Penyintas Covid-19 Harus Menunggu 3 Bulan untuk Divaksin

Masyarakat yang sadar pentingnya vaksinasi barangkali ingin segera memperoleh kekebalan tubuh optimal. Bahkan sempat beredar informasi bahwa para penyintas Covid-19 bisa menerima vaksin segera setelah ia dinyatakan sembuh.

Misinformasi tersebut awal mula beredar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. Apalagi dalam Surat Edaran Kemenkes No. SR.02.06/II/850/2021 perihal masa tunggu 3 bulan tersebut tak lagi dicantumkan.

Untuk hal itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menegaskan, pasien yang terinfeksi Covid-19 masih harus tetap menunggu selama tiga bulan setelah sembuh untuk bisa divaksin. "Tetap harus menunggu 3 bulan," kata Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (18/4/2021).

Apa saja alasannya?

1. Masih punya kekebalan tubuh alami

Alasan utamanya ialah karena penyintas Covid-19 masih memiliki kekebalan tubuh yang didapatkan secara alamiah setelah terinfeksi dan sembuh dari virus corona.

Apabila vaksinasi disuntikkan saat kondisi antibodi masih tinggi, hal itu justru menghilangkan manfaat vaksin. "Ndak ada manfaatnya, justru nanti turun baru kita vaksinasi," kata dia.

Begitu pula dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI). PAPDI merekomendasikan agar penyintas Covid-19 mendapatkan vaksin dengan syarat harus sembuh minimal 3 bulan dari infeksi virus corona.

Mengutip Kompas.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultasi Alergi Imunologi sekaligus Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI mengatakan kebijakan penyintas Covid-19 harus menunggu 3 bulan untuk vaksin sebagai langkah pemerataan vaksinasi.

"Karena itu, dianggap 3 bulan dulu, (antibodi) sudah mulai menurun baru dia vaksinasi supaya yang lain bisa kebagian. Sementara penyintas kan masih punya imunitas yang alamiah," ujarnya.

2. Plasma kovalesens bisa tiru kekebalan tubuh

Tak hanya itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga merekomendasikan menunggu 90 hari untuk mendapatkan vaksin COVID-19 jika seseorang pulih dari infeksi COVID-19 dan diobati dengan antibodi monoklonal atau plasma konvalesen.

Ditambahkan Food and Drug Administration Amerika Serikat (FDA), antibodi monoklonal ini adalah protein yang dibuat di laboratorium yang meniru respons imun tubuh. Jika telah mendapatkan donasi konvalesen atau antibodi monoklonal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, tubuh tidak akan memberikan respons yang baik terhadap vaksin.

Dilansir dari laman resmi CDC, sebenarnya belum ada penelitian mengenai bagaimana interaksi vaksin virus dengan metode donor plasma kovalesens tersebut. Terutama efeknya terhadap vaksin Pfizer dan Moderna.

Sehingga, CDC mengatakan upaya terbaik adalah dengan menunggu divaksin.

CDC mengatakan jika seseorang tidak menunggu selama 90 hari, respons kekebalan penyintas Covid-19 bisa terpengaruh dan kemungkinan mengalami infeksi ulang SARS-CoV-2.

Sebelum mendapatkan vaksin, para penyintas yang dites positif, bergejala ringan, dan tidak dirawat karena virus corona harus tetap menunggu sampai masa isolasi selesai.

Namun CDC juga menegaskan bahwa efek samping sampai kematian setelah vaksinasi adalah suatu kebetulan. "Efek samping mungkin terjadi setelah divaksinasi, tapi vaksin tidak selalu menjadi penyebabnya," kata juru bicara CDC dalam email dikutip dari ABC10.

Penyintas Covid-19 tetap perlu divaksin

Nah, jika orang yang pernah terinfeksi virus tersebut memang sudah mendapatkan kekebalan alami, apakah tetap perlu divaksin? Jawabannya, tentu saja perlu.

Para ahli tidak bisa memperkirakan secara pasti berapa lama perlindungan ini berlangsung. Bahkan banyak kasus infeksi berulang yang ditemukan dan berpotensi menyebabkan komplikasi parah.

Apalagi menurut Cleveland Clinic, orang yang terinfeksi Covid-19 masih berpotensi mengalami long Covid-19. Beberapa ahli mengatakan bahwa pemberian vaksin dapat membantu pemulihan gejala long Covid-19 yang dialami.

Maka dari itu, para penyintas Covid-19 tetap harus mendapatkan vaksin Covid-19. Begitu dinyatakan sembuh dari Covid-19, penyintas sebaiknya bergegas merencanakan untuk mendapatkan vaksin.

Sebuah studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine melaporkan dua kasus Covid-19 setelah vaksinasi, dengan keduanya menunjukkan gejala ringan yang sembuh dalam waktu satu minggu.

Selain itu, studi lain dari Universitas Stanford mengungkapkan, 189 orang terinfeksi Covid-19 dari 22.729 petugas kesehatan yang telah divaksin, tetapi beberapa di antaranya dikaitkan dengan vaksinasi parsial. Vaksinasi mungkin akan membuat gejala Covid-19 tidak terlalu parah jika infeksi seperti itu terjadi.

Jadi, sebaiknya tetap berinisiatif untuk mengantri vaksinasi dan sabar menunggu sampai 3 bulan. Jangan lupa untuk tetap menerapkan prinsip ketat protokol kesehatan.

Sumber: Kompas.com, CDC

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/06/150000765/2-alasan-penyintas-covid-19-harus-menunggu-3-bulan-untuk-divaksin

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke