Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Gudang Senjata China Meledak, 20.000 Jiwa Tewas

KOMPAS.com - Hari ini 395 tahun yang lalu, tepatnya 30 Mei 1626 telah terjadi sebuah ledakan besar di China yang menewaskan lebih dari 20.000 jiwa.

Ledakan itu merupakan kecelakaan industri yang terjadi di sebuah gudang senjata yang ada di daerah Wanggongchang, Distrik Xicheng, China.

Gudang senjata ini ada di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan menjadi aset yang sangat penting keberadaannya untuk menjaga keamanan ibu kota dan pertahanan kerajaan.

Itu adalah salah satu dari enam pabrik mesiu yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan di wilayah Beijing.

Melansir The World of China (10/3/2016), gudang ini dikelola oleh 70-80 orang, di dalamnya terdapat beragam alat juga bahan persenjataan seperti panah, senjata tajam, bubuk mesiu, juga meriam.

Lokasi gudang ini ada di tengah wilayah pemukiman ibu kota. Tentara di era Dinasti Ming bersama Kementerian PU sengaja mendirikan gudang senjata di tempat yang riskan dengan tujuan mencegah senjata-senjata jatuh ke tangan musuh.

Namun, risiko yang paling ditakuti pun terjadi. Gudang senjata meledak dan memakan banyak korban jiwa karena lokasinya yang ada di wilayah padat penduduk.

Detik-detik kejadian

Di pagi hari 30 Mei 1626, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, gumpalan asap nampak mengepul dari area gudang yang kemudian diikuti dengan ledakan yang dahsyat.

Getaran juga menyertai ledakan itu, hingga sebagian orang mengira terjadi gempa bumi yang menggetarkan permukaan tanah.

Asap berbentuk jamur pun terlihat menggantung di atas Beijing.

Wilayah seluas 2 kilometer persegi di sekitar titik gudang berada langsung musnah dalam sekejap waktu.

Sementara itu, Kota Beijing pun turut dibuat hancur berantakan.

Hampir setengah dari wilayah ibu kota ini hancur, mulai dari Gerbang Xuanwumen di sisi selatan hingga Boulevard Chang'an di sisi utara, turut terdampak ledakan Wanggongchang.

Saking besarnya ledakan yang terjadi, suaranya bahkan terdengar hingga Tembok Besar China yang terletak lebih dari 150 kilometer dari lokasi.

Benda-benda berat terhambur ke lokasi yang jauh, misalnya sebuah patung berukuran 5.000 pon atau sekitar 2.200 kg, juga batu bata, atap rumah, juga bahan-bahan bangunan yang lain.

Tidak hanya material bangunan yang terlempar akibat kencangnya ledakan, lebih memilukan, di antara benda-benda itu, ada juga potongan tubuh manusia yang turut berhamburan jatuh dari ketinggian, terlempar entah dari mana, entah siapa pemiliknya.

Yang pasti mereka adalah masyarakat yang menjadi korban dalam kecelakaan ini.

Sementara itu, ada juga jasad-jasad yang ditemukan dalam kondisi utuh secara fisik, namun kondisinya sudah tanpa pakaian dan tertutup dengan residu-residu aneh.

Analis memprediksi kekuatan ledakan itu setara dengan hampir 20.000 ton TNT, atau mirip dengan kekuatan ledakan bom atom yang menghantam Hiroshima, Jepang di tahun 1945.

Catatan kontemporer menunjukkan ledakan di gudang senjata itu dimulai dari adanya percikan api yang kemudian menyulut gudang penyimpanan mesiu mudah terbakar.

Sudah mengenai mesiu, api menyala, sementara di sekitarnya terdapat banyak bahan peledak juga bahan mudah terbakar lainnya, maka ledakan besar tersebut tak bisa lagi terhindarkan.

Pada 1986, sebuah konferensi diadakan di Beijing dan melihat semua kemungkinan yang menjadi penyebab insiden Wanggongchang, mulai dari kecelakaan spontan, kebocoran gas alam, bahkan diperhitungkan pula teori meteorit, gunung api tersembunyi, hingga pelepasan nuklir bawah tanah.

Terlepas dari apa pun penyebabnya, ledakan Wanggongchang atau yang lebih dikenal dengan Great Tianqi Explosion ini telah menjadi sejarah dan insiden paling mematikan yang pernah terjadi di Kota Beijing, China.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/30/081619265/hari-ini-dalam-sejarah-gudang-senjata-china-meledak-20000-jiwa-tewas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke