Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

LIPI Ikut Kembangkan Vaksin Covid-19, Ini Progres dan Cara Kerjanya

KOMPAS.com - Indonesia telah memulai tahap pertama program vaksinasi Covid-19 sejak 13 Januari 2021. Pada tahap pertama, vaksin diprioritaskan kepada tenaga kesehatan.

Dalam program vaksinasi yang telah berjalan, Indonesia menggunakan vaksin Covid-19 CoronaVax buatan perusahaan asal China, Sinovac.

Tidak hanya Sinovac, pemerintah juga telah menetapkan beberapa jenis vaksin lain yang akan digunakan untuk program vaksinasi, antara lain: Bio Farma, AstraZeneca-Oxford, Sinopharm, Pfizer-BioNTech, dan Novavax.

Vaksin yang tengah dikembangkan di dalam negeri, antara lain vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Selain kedua vaksin tersebut, ada pula vaksin Covid-19 yang juga tengah dikembangkan oleh Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak Juni 2020.

Progres vaksin Covid-19 LIPI

Peneliti Bioteknologi Kesehatan dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Wien Kusharyoto, mengatakan, pihaknya menggandeng sejumlah institusi dalam penelitian pengembangan vaksin tersebut.

Beberapa institusi tersebut antara lain, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman terkait basis vaksin, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait regulasi, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait kehalalan vaksin. 

"Saat ini kami sedang fokus dalam memproduksi protein-protein rekombinan dengan sel CHO (Chinese Hamster Ovary) yang karakterisasi terlebih dahulu sebelum digunakan pada uji preklinis pada mencit di kuartal III/IV tahun ini," kata Wien saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Wien mengatakan, uji preklinis pada hewan tersebut dimaksudkan untuk menguji immunogenisitas calon vaksin dan uji netralisasi virus atau uji netralisasi dengan pseudovirus.


Bahan dan cara kerja vaksin LIPI

Wien mengatakan, calon vaksin yang sedang dikembangkan LIPI memiliki perbedaan dengan vaksin Merah Putih, yang tengah dikembangkan oleh Eijkman.

"Protein rekombinan yang kami kembangkan berbeda dengan protein rekombinan lainnya yang dibuat oleh konsorsium vaksin Merah Putih," ujar Wien.

Wien mengungkapkan, protein rekombinan yang dikembangkan untuk calon vaksin LIPI merupakan protein trimer RBD (receptor binding domain) maupun trimer domain S1 dari protein spike (protein S).

Struktur trimer tersebut masing-masing terbentuk dengan bantuan struktur Foldon.

Melansir Nature, protein S merupakan salah satu struktur pembentuk virus corona SARS-CoV-2, yang memediasi masuknya virus ke dalam sel inang dengan terlebih dahulu mengikat reseptor inang melalui RBD di subunit S1, dan kemudian menggabungkan membran virus dan sel inang melalui subunit S2.

Wien mengatakan, dengan bantuan struktur Foldon, maka ada 3 protein RBD yang bisa disatukan.

"Pembentukan trimer bertujuan untuk meningkatkan immunogenisitas yang diharapkan dapat meningkatkan pembentukan antibodi penetralisir virus," kata Wien.

Tidak hanya itu, Wien mengungkapkan, pihaknya juga mencoba untuk memperoleh protein Spike HexaPro, dengan mutasi 6 asam amino menjadi asam amino prolin (Pro).

Protein tersebut nantinya dapat berfungsi untuk menstabilkan struktur RBD.


Rencana produksi

Mengutip laman LIPI, Selasa (23/2/2021) Wien mengatakan, jika uji coba ke hewan berhasil, maka calon vaksin tersebut rencananya akan diproduksi dalam jumlah besar.

"Diperkirakan pada kuartal ketiga tahun 2021 kita akan uji coba ke hewan. Jika uji ini berhasil, maka akan diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dan kemudian dapat dilakukan uji klinis kepada manusia. Prosesnya panjang agar vaksin aman dan efektif dalam menjaga tubuh dari infeksi virus Covid-19," kata Wien.

Adapun proses penelitian dan pengembangan vaksin tersebut telah dimulai sejak Juni 2020.

Prosesnya diawali dengan mendesain sandi protein dan gen penyandinya berbasis pada sekuen dan struktur protein spike dari virus SARS-CoV-2 itu sendiri.

Setelah itu, dilakukan transfeksi gen ke dalam sel, lalu dilajutkan dengan membiakkan sel agar memproduksi protein rekombinan kandidat vaksin.

Sel yang digunakan oleh LIPI ini bernama sel CHO (Chinese Hamster Ovary) yang tahapan prosesnya mirip dengan proses produksi vaksin Sinovac.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/24/205822665/lipi-ikut-kembangkan-vaksin-covid-19-ini-progres-dan-cara-kerjanya

Terkini Lainnya

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke