Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Adobe Flash yang Berhenti Beroperasi Mulai 1 Januari 2021

KOMPAS.com - Facebook tidak hanya berfungsi sebagai platform media sosial tempat warganet mengunggah foto, video, atau sekadar membagikan apa yang mereka pikirkan melalui 'status'.

Facebook, yang pada kuartal 2 (Q2) 2020 melaporkan pengguna aktif bulanannya menembus 2,7 miliar, juga menyediakan fitur gim online yang dapat dinikmati oleh warganet secara cuma-cuma.

Namun, mulai 1 Januari 2021, sejumlah gim online yang dapat dimainkan di Facebook harus menutup layanan operasionalnya.

FarmVille dan Ninja Saga

Antara lain gim simulasi bertani FarmVille dari pengembang Zynga, dan gim petualangan bertema ninja, Ninja Saga.

Penutupan kedua gim populer tersebut disebabkan berhentinya dukungan Adobe dan Facebook terhadap perangkat lunak Adobe Flash, yang menjadi basis berjalannya FarmVille dan Ninja Saga, dan game berbasis Flash lainnya.

Mengutip Kompas.com, Minggu (3/1/2021) Zynga selaku pengembang FarmVille menyatakan, mereka menutup gim FarmVille untuk selamanya.

"Oleh sebab itu, seluruh game berbasis Flash (termasuk FarmVille) tidak lagi dapat dimainkan setelah akhir tahun 2020," tulis pihak Zynga, dikutip dari blog Adobe, Minggu (3/1/2021).

Sedangkan untuk Ninja Saga, melalui keterangan resmi di laman Facebook mereka, pengembang Ninja Saga mengatakan bahwa gim itu ditutup sementara untuk persiapan migrasi ke perangkat lunak Unity.

Melansir Britannica, kemunculan Adobe Flash bermula dari pengembang perangkat lunak asal Amerika Serikat, Jonathan Gay, yang membuat program grafis untuk komputer Apple II menggunakan bahasa pemrograman Pascal.

Setelah percobaan itu, Gay bekerja sama dengan salah satu pengguna Macintosh (sistem operasi komputer Apple), Charlie Jackson, dan memulai perusahaan perangkat lunak berbasis Macintosh, yang diberi nama Silicon Beach Software.

Di Silicon Beach Software, Gay menggabungkan animasi dan suara digital untuk membuat gim Macintosh berjudul Airborne!

Dalam usahanya untuk membuat perangkat lunak animasi yang kompatibel dengan Macintosh dan program Microsoft Windows, Gay menghasilkan SmartSketch, sebuah program yang memungkinkan penggunanya menggambar di layar komputer dengan pena elektronik.

SmartSketch adalah awal dari kelahiran perusahaan perangkat lunak miliknya sendiri, FutureWave Software, pada pertengahan 1990-an.

FutureSplash Animator

Seiring popularitas internet, FutureWave menambahkan fitur animasi dua dimensi ke SmartSketch yang memungkinkan pengguna internet menampilkan grafik dan animasi melalui World Wide Web (WWW), dan lahirlah FutureSplash Animator.

FutureSplash Animator sukses besar ketika Microsoft menggunakan perangkat lunak ini untuk situs web MSN milik mereka.

Macromedia kemudian membeli hak FutureSplash Animator pada 1996, dan mengubah namanya menjadi Macromedia Flash, yang kemudian berubah lagi menjadi Adobe Flash setelah Adobe membeli Macromedia pada 2005.

Adobe Flash memungkinkan penggunanya membuat animasi untuk ditampilkan di internet, dan Adobe Flash Player menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak didistribusikan di internet.

Mulai usang dan ketinggalan zaman

Melansir BBC, Jumat (1/1/2021) Flash berperan lebih dari sekadar perangkat lunak untuk membuat dan memutar animasi di internet. Flash juga memungkinkan situs web, seperti YouTube, untuk memutar video berkualitas tinggi.

Pada 2009, Adobe mengatakan Flash telah dipasang pada 99 persen komputer desktop yang terhubung ke internet. Namun, pada saat itu dunia sedang beralih ke perangkat seluler dan Adobe lambat bereaksi.

Steve Jobs

Pada April 2010, mendiang CEO Apple, Steve Jobs, menulis sebuah surat terbuka bertajuk Thoughts On Flash, yang mengungkapkan alasan Apple tidak akan mengizinkan Flash berjalan di iPhone dan iPads.

Menurut Jobs, Flash tidak praktis untuk digunakan pada layar sentuh, tidak dapat diandalkan, dan mengancam keamanan perangkat, serta menguras daya baterai.

Dia mengatakan video dan animasi bisa dikirim dengan HTML5 dan teknologi terbuka lainnya, sehingga membuat Flash menjadi tidak relevan lagi untuk digunakan di smartphone atau tablet.

Adobe kemudian mengembangkan dan sukses membuat versi Flash Player yang dapat berfungsi untuk smartphone.

Hentikan pengembangan

Namun, hal itu sudah terlambat. Platform-platform raksasa, seperti Facebook, Netflix dan YouTube telah lebih dulu berhasil memutar video di smartphone tanpa Flash, dan pada November 2011 Adobe lantas mengakhiri pengembangan Flash untuk perangkat seluler.

Meski demikian, Adobe masih mengembangkan Flash untuk komputer desktop, tetapi perangkat lunak tersebut memiliki beberapa celah keamanan.

Pada 2015, Apple menonaktifkan plugin Flash di peramban web Safari secara default, dan Google Chrome mulai memblokir beberapa konten Flash.

Akhirnya, pada Juli 2017, Adobe mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan dukungan untuk Flash pada 2020.

Mereka mengatakan, teknologi lain, seperti HTML5 telah cukup mutakhir untuk memberikan "alternatif yang layak", tanpa mengharuskan pengguna untuk menginstal dan memperbarui plug-in khusus seperti Flash.

Dalam pembaruan terakhirnya, Adobe mengatakan:

"Kami ingin meluangkan waktu untuk berterima kasih kepada semua pengguna dan pengembang kami yang telah menggunakan dan membuat konten Flash Player yang luar biasa selama dua dekade terakhir.

"Kami bangga bahwa Flash memiliki peran penting dalam mengembangkan konten web di seluruh animasi, interaktivitas, audio, dan video."

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/03/200000665/sejarah-adobe-flash-yang-berhenti-beroperasi-mulai-1-januari-2021

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke