Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Pakai Masker Sebabkan Infeksi Staph

KOMPAS.com - Sejumlah akun di media sosial mengedarkan informasi bahwa memakai masker dapat menyebabkan infeksi Staphylococcus atau Staph.

Informasi tersebut disertai foto seorang perempuan dengan bibir dan bagian atas bibir bengkak dan kemerahan

Foto itu dinarasikan sebagai perempuan yang terkena infeksi Staph akibat memakai masker.

Narasi itu tidak benar.

Dokter kulit mengatakan masker wajah tidak mengakibatkan infeksi Staph. Sementara, ahli epidemiologi menegaskan, tidak ada dasar ilmiah atas klaim tersebut.

Narasi yang Beredar

Informasi memakai masker dapat menyebabkan infeksi Staph diedarkan sejumlah akun, salah satunya Har Hari Khalsa.

Pada 24 Oktober 2020 dia mengunggah gambar dengan narasi infeksi Staph akibat memakai masker.

Gambar itu menampilkan seorang perempuan dengan kondisi bibir bengkak dan area antara bibir dan hidung terluka dan memerah.

Akun Facebook John Sutherland pada 24 Oktober 2020 juga mengunggah gambar yang sama dengan narasi serupa, bahwa perempuan dalam gambar terinfeksi Staph akibat memakai masker.

Narasi yang sama dibagikan akun Facebook Andre Angelantoni pada 23 Oktober 2020.

Penjelasan

Presiden NZ Dermatological Society Dr Louise Reiche mengatakan, masker wajah tidak menyebabkan infeksi Staph. Umumnya, Staph disebabkan oleh kerusakan kulit.

"Jika kulit Anda rusak, maka kulit yang rusak lebih rentan terkena infeksi sekunder, apakah itu staph atau infeksi lain,” katanya dilansir dari AAP.

Reiche menjelaskan, kulit yang masih utuh adalah pelindung yang baik terhadap faktor-faktor di luar tubuh. Namun, jika kulit terganggu, maka kulit akan lebih mudah infeksi, alergi, atau masalah lainnya.

Infeksi Staph, menurut Mayo Clinic, disebabkan bakteri Staphylococcus, yakni jenis kuman yang biasa ditemukan di kulit atau di hidung, bahkan pada orang yang sehat.

Bakteri ini seringkali menyebabkan infeksi kulit yang relatif kecil. Namun, dia dapat mematikan jika bakteri menyerang lebih dalam ke tubuh.

Ahli epidemiologi UNSW Sydney Dr Abrar Ahmad Chughtai menegaskan, tidak ada dasar ilmiah atas klaim memakai masker mengakibatkan infeksi Staph.

"Kami belum pernah melihat ini. Banyak petugas kesehatan telah menggunakan masker wajah selama bertahun-tahun. Saya juga menggunakan masker dan saya tidak pernah menghadapi masalah ini," ujarnya, dikutip dari AAP.

Tim ahli kesehatan global yang tergabung dalam Learnaboutcovid19.org menyatakan sangat jarang terjadi pengguna masker mengalami infeksi Staph.

"Untuk mengembangkan infeksi Staph, orang yang memakai masker harus memiliki lesi terbuka atau luka yang tidak diobati di wajah mereka. Namun, hal itu sangat jarang terjadi," tulis Learnaboutcovid19.org pada 20 Agustus 2020.

Agar terhindar dari infeksi kulit, salah satunya staph, pengguna masker dianjurkan sering mencuci tangan, membersihkan dan membalut luka, serta membersihkan masker secara teratur.

Disarankan juga untuk mengenakan pelembab seperti lotion untuk membantu melindungi kulit dari iritasi.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, memakai masker bisa mengakibatkan infeksi Staph tidak benar.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/16/164231265/hoaks-pakai-masker-sebabkan-infeksi-staph

Terkini Lainnya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke