Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER TREN] Studi Ungkap 2 Bau yang Tak Bisa Dicium Pasien Covid-19 | Kasus Aktif Corona di Indonesia Peringkat 4 Asia

KOMPAS.com - Pemberitaan sebuah studi terkait anosmia, salah satu gejala pada pasien positif virus corona, meramaikan laman Tren.

Anosmia merupakan hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau. Dalam studi tersebut, diketahui ada dua macam bau yang tak bisa dicium oleh pasien Covid-19.

Namun, selain studi menyoal gejala Covid-19, laman Tren juga diwarnai dengan sejumlah pemberitaan lainnya.

Berikut lima berita yang meramaikan laman Tren sepanjang Sabtu (3/10/2020) hingga Minggu (4/10/2020):

1. Studi soal 2 bau yang tidak bisa dicium pasien Covid-19

Ada beragam gejala infeksi virus corona yang sejauh ini diketahui, di antaranya batuk, demam, flu, serta anosmia.

Saat ini, banyak peneliti percaya bahwa anosmia terkait dengan tanda peringatan dini infeksi Covid-19.

Namun, penelitian baru-baru ini yang dilakukan para peneliti dari National Agri-Food Biotechnology Institute Mohali dan Postgraduate Institute of Medical Education and Research Chandigarh telah menemukan mereka yang terinfeksi Covid-19 tidak dapat mencium atau hanya mendeteksi bau dan wewangian tertentu.

Dari penelitian ini, diketahui aroma minyak kelapa dan aroma peppermint tidak dapat dideteksi oleh sebagian besar responden.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini:

Studi: Ini 2 Bau yang Tidak Bisa Dicium Pasien Covid-19

2. Covid-19, Donald Trump, dan remdesivir

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini tengah menjalani perawatan di RS Militer Walter Reed usai dinyatakan positif virus corona.

Dalam sebuah memo yang dirilis, dokter Gedung Putih Sean Conley mengatakan Trump tidak memerlukan oksigen tambahan hingga Jumat (2/10/2020) malam.

Meski demikian, tim dokter tetap memilih untuk memulai terapi dengan remdesivir.

Pemberian remdesivir tersebut dilakukan usai pihak dokter Gedung Putih berkonsultasi dengan para spesialis.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini:

Covid-19, Pengobatan Donald Trump, dan Penggunaan Remdesivir...

3. Sudah sembuh, apa bisa menularkan corona?

Masih banyak hal yang belum diketahui tentang virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Sejumlah penelitian pun masih terus dilakukan.

Salah satu pertanyaan, setelah seseorang dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona, apakah ia masih berpotensi menularkan kepada orang lain?

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 RS UNS yang juga ahli patologi klinis, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengungkapkan, setelah sembuh, orang yang terinfeksi Covid-19 masih dapat berisiko menularkan kepada orang lain.

Namun dengan catatan, seseorang yang telah sembuh tersebut kembali mengalami infeksi virus corona.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini:

Sudah Sembuh dari Covid-19, Apakah Masih Bisa Menularkan Virus Corona?

4. Mengenal remdesivir yang diberikan kepada Trump

Presiden AS Donald Trump mendapatkan terapi menggunakan obat remdesivir untuk mengatasi virus corona yang menginfeksinya.

Dilansir Kompas.com, 10 Mei 2020, remdesivir telah disetujui Pemerintah AS dalam penggunaan darurat terkait Covid-19.

Obat yang diproduksi Gilead Sciences ini awalnya diuji sebagai antivirus melawan ebola dan hepatitis C.

Berdasarkan otorisasi penggunaan darurat yang diberikan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) pada 1 Mei 2020, rumah sakit dapat memberikan remdesivir secara intravena kepada pasien yang menggunakan ventilator atau membutuhkan bantuan oksigen tambahan.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini:

Mengenal Apa Itu Remdesivir, Obat Covid-19 yang Diberikan kepada Donald Trump

5. Indonesia peringkat 4 kasus aktif Covid-19 di Asia

Kasus virus corona di Indonesia, pada Sabtu (3/10/2020), dilaporkan bertambah 4.007 kasus.

Dengan begitu, jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia 299.506 kasus, sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020 lalu.

Mengutip data Worldometers, Indonesia berada di urutan kesembilan negara di Asia dengan kasus terbanyak.

Sementara itu, melihat kasus aktif infeksi virus corona di Asia, Indonesia berada di posisi keempat.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini:

10 Negara di Asia dengan Kasus Aktif Tertinggi, Indonesia Nomor 4

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/04/053254965/populer-tren-studi-ungkap-2-bau-yang-tak-bisa-dicium-pasien-covid-19-kasus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke