KOMPAS.com - Sebuah ledakan hebat terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) petang waktu setempat.
Mengutip CNN (5/8/2020), korban tewas telah mencapai 73 orang, seperti dilaporkan Menteri Kesehatan Hamad Hassan.
Selain itu ribuan orang terluka dalam insiden ledakan tersebut.
Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden.
Pupuk itu, kata PM Diab, disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut.
"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga," imbuhnya.
Dilansir AFP Selasa (4/8/2020), Diab menegaskan mereka akan segera menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab.
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya.
Apa itu amonium nitrat
Mengutip laman Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), amonium nitrat masuk dalam golongan garam anorganik.
Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk, peledak, piroteknik, herbisidum, insektisidum, campuran pembeku, zat pengoksidasi, dan zat pengkatalisis.
Juga digunakan sebagai ekspektoran dan urinary acidifier, industri nitrous oxide, dalam campuran pembekuan, korek api, kembang api dan pupuk.
Amonium nitrat memiliki risiko bahaya bila digunakan dengan cara yang salah.
Apabila terhirup, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala batuk, sakit tenggorokan dan napas yang pendek.
Menyebabkan juga methemoglobinemia, sianosis, konvulsi, takikardia, dispnea, bahkan hingga kematian.
Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan tenggorokan sakit, batuk, sesak napas dan edema paru tertunda.
Kerusakan mental
Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah coklat-coklat.
Inhalasi dapat menyebabkan asidosis sistemik dan methemoglobinemia.
Bila terkena kulit, dapat menyebabkan iritasi dengan gejala kulit memerah, gatal dan terasa perih. Amonium nitrat bila kontak dengan mata, dapat menyebabkan iritasi, mata memerah dan perih.
Sama halnya bila tertelan, dosis nitrat dalam jumlah besar menyebabkan pusing, sakit perut, muntah, diare yang berdarah, lemah, kejang dan kolaps.
Menelan jumlah besar dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal. Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah berwarna cokelat-cokelat.
Paparan yang lama dan berulang dalam dosis yang kecil dari amonium nitrat dapat menyebabkan lemah, depresi, sakit kepala, dan kerusakan mental.
Dapat menyebabkan methemoglobinemia, yang dicirikan oleh darah berwarna cokelat-cokelat, sakit kepala, lemah, pusing, sesak napas, sianosis (kebiruan kulit akibat kekurangan oksigenasi darah), denyut jantung cepat, ketidaksadaran dan kematian mungkin.
Selain itu, amonium nitrat juga dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan.
Bahan mudah terbakar
Amonium nitrat memiliki reaktivitas yang stabil tetapi dapat terurai jika dipanaskan.
Kondisi yang harus dihindari yakni, panas yang berlebihan, bahan mudah terbakar, bahan organik, agen reduktor, asam kuat, logam bubuk.
Bahan tak dapat campur dengan berbagai macam bahan seperti, bahan pereduksi, bahan yang mudah menyala, bahan organik, logam dan bahan alkali, asam asetat, aluminium, amonium klorida, dan bismut antimon.
Kemudian, kadmium, karbon, klorida, kobalt kromium,tembaga, timah, magnesium, tembaga sulfat (anhidrat), kalium klorat dan air, logam bubuk, nikel, bahan organik, fosfor, kalium dan amonium sulfat, natrium, natrium hipoklorit, natrium perklorat, campuran natrium-kalium dan amonium sulfat, sulfur, dan seng.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/05/073700065/ledakan-di-beirut-lebanon-disinyalir-berasal-dari-2750-ton-amonium-nitrat