Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjalanan Didi Kempot, dari 10 Tahun Ngamen hingga Menyandang The Godfather of Broken Heart

KOMPAS.com - Dunia musik Tanah Air tengah berduka atas meninggalnya penyanyi campursari legendaris, Didi Prasetyo atau yang akrab disapa Didi Kempot, pada Selasa (5/5/2020).

Pelantun tembang "Cidro" dan "Stasiun Balapan" ini diketahui mengembuskan napas terakhir pada usia 53 tahun.

Meski begitu, kiprahnya di dunia tarik suara saat ini masih banyak diminati dari kalangan remaja hingga orang dewasa.

Berikut beberapa hal menarik terkait Didi Kempot selama kiprahnya di dunia musik.

Sebelum menjadi penyanyi terkenal dan muncul di layar kaca, Didi sempat mengisahkan bahwa dirinya sempat menjadi pengamen di daerah Keprabon, Solo.

"Sepuluh tahun saya mengamen di Keprabon (pusat jajanan di Solo)," kenang Didi dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 7 September 1999.

Ketika masih mencari uang dari rumah ke rumah dengan mengamen, Didi acapkali mengalami pengalaman tidak mengenakkan, seperti ditolak orang karena dianggap mengganggu, hingga dikejar anjing penjaga rumah.

Namun, hal itu membuat Didi menjadi sosok yang kuat dan banyak menginspirasi lagu-lagunya.

"Saya waktu itu mengamen bukan semata-mata cari duit. Dan saya bukan mau cari makan dari mengamen, karena orangtua saya masih mampu memberi saya makan dan pakaian," ujar Didi.

"Niat saya memang mau menyanyi untuk menghibur orang," lanjut dia.

Khas dengan tembang Jawa yang dinyanyikan membuat Didi Kempot juga dikenal baik di Suriname, negeri yang terletak di timur laut Amerika Latin.

Impresario keturunan Jawa yang berjasa mengenalkan Didi Kempot ke kancah internasional, seperti Belanda dan Suriname, Pat H Amatwarman mengungkapkan, bahwa Didi Kempot memiliki banyak penggemar di Suriname pada 1998.

Sebab, saat itu banyak warga keturunan Jawa yang bermukim di Belanda (25.000 dari 300.000 orang indonesia di sana), serta di Suriname (80.000 dari 400.000 jiwa populasi di Suriname).

Ketika Didi menggelar pentas di Suriname, masyarakat Jawa di Suriname seperti histeris, saking fanatiknya, Didi sempat diminta menyanyikan tujuh lagu sekaligus.

"Setiap kali membawakan lagu 'Layang Kangen' (Surat Rindu), begitu musik jreng, serentak seluruh penonton tanpa diminta langsung koor: Layangmu tak tampa wingi kuwi/Wis tak waca/Apa sing dadi karepmu.... Saya tinggal menyodorkan mik ke arah mereka. Wah, jadi penyanyi kok seenak ini. Enggak susah payah, dibayar lagi," ucap Didi.

Selain itu, Didi dianggap berjasa di bidang kebudayaan berkat lagu "Angin Paramaribo" dan mendapatkan penghargaan dari Presiden Suriname.

Pada Juni 2019, Didi Kempot sempat menggelar konser di Taman Budaya Sriwedari, Solo.

Setelah lama tidak terdengar kabar tentang permusikannya, Didi hadir di tengah masyarakat dengan tetap menyanyikan tembang-tembang lawasnya.

Tak anyal, penonton pun tidak sedikit. Semua menikmati suguhan musik bertemakan patah hati, kesedihan, dan kasmaran ini.

Dari kesenangan tersebut, salah satu penggemar Didi, Keyzie dari akun Twitter @trialdinoo mengunggah video berdurasi 29 detik yang menggambarkan kesenangan pria-pria dalam mendendangkan lagu tersebut.

Bahkan, julukan sadboy (penggemar laki-laki Didi Kempot) dan sadgirl (penggemar perempuan Didi Kempot) hingga The Godfather of Broken Heart untuk Didi muncul.

"Suasana surakarta sadboy club ketika menonton God Father of Broken Heart 'Didi Kempot' yang dipimpin langsung oleh @jarkiyo," tulis Keyzie dalam twitnya.

Hingga kini video singkat tersebut telah ditonton lebih dari 533.000 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Setelah menggelar konser tersebut, sejumlah penggemar yang hadir dalam konser tersebut mengungkapkan kgembiraannya kembali merasakan suasana konser Didi Kempot.

"Di dunia ini, tak ada yang bisa menandingi Didi Kempot. Robbie Williams, Frank Sinatra, Nat King Cole, semuanya tidak bisa. Sebab Didi Kempot adalah semesta yang lain," tulis @AgusMagelangan.

"Saya bertemu langsung dengan beliau pertama kali enam tahun lali di Sahid Jaya. Saya meminta foto. Dari ajrak sangat dekat, aura patah hati itu terasa sekali. Bersama Didi Kempot, kau bisa patah hati bahkan tanpa perlu jatuh cinta," lanjut Agus.

Kemudian, beberapa warganet lain pun merespons dari twit tersebut hingga nama "Didi Kempot" menjadi salah satu trending Twitter dengan lebih dari 5.300 orang me-twit kata kunci ini.

Sejak saat itu, karier Didi Kempot melejit. Ia dapat kita temui di radio, televisi, bahkan di sejumlah iklan.

Ketika Didi menggelar konser di mana pun, acara tersebut tidak pernah sepi penonton, justru sebaliknya. Padatnya penonton tidak membuat Didi menjadi gugup.

Ia tetap menyanyi berbarengan dengan penonton dan acap kali menerima pertanyaan dari penonton, seperti dalam acara Ngobam di Wedangan Gulo Klopo, Kartosuro, yang dipimpin oleh Gofar Hilman pada 14 September 2019.

(Sumber: Rizal Setyo Nugroho, Andi Muttya Keteng Pangerang)

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/06/102900965/perjalanan-didi-kempot-dari-10-tahun-ngamen-hingga-menyandang-the-godfather

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke