Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Data Worldometers: China Tak Lagi Masuk 10 Negara dengan Kasus Terbanyak Covid-19

Saat bulan-bulan awal dilaporkannya infeksi virus corona jenis baru, akhir 2019 hingga Maret 2020, China mencatatkan angka kasus dan kematian yang cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Merujuk data Worldometers yang dikutip pada Jumat pagi, berikut 10 negara dengan angka kasus tertinggi:

  1. Amerika Serikat: 1.094.277 kasus, 63.815 orang meninggal dunia, dan 151.784 orang sembuh
  2. Spanyol: 239.639 kasus, 24.543 orang meninggal dunia, dan 137.984 orang sembuh
  3. Italia: 205.463 kasus, 27.967 orang meninggal dunia, dan 75.945 orang sembuh
  4. Inggris: 171.253 kasus, 26.771 orang meninggal dunia
  5. Perancis: 167.178 kasus, 24.376 orang meninggal dunia, dan 49.476 orang sembuh
  6. Jerman: 163.009 kasus, 6.623 orang meninggal dunia, dan 123.500 orang sembuh.
  7. Turki: 120.204 kasus, 3.174 orang meninggal dunia, dan 48.886 orang sembuh
  8. Rusia: 106.498 kasus, 1.073 orang meninggal dunia, dan 11.619 orang sembuh
  9. Iran: 94.640 kasus, 6.028 orang meninggal dunia, dan 75.103 orang sembuh
  10. Brazil: 85.380 kasus, 5.901 orang meninggal dunia, dan 35.935 orang sembuh.

Sementara, hingga Jumat pagi, menurut data Worldometers, ada 82.862 kasus Covid-19 di China, dengan 4.633 orang meninggal dunia, dan 77.642 orang sembuh.

Pada 7 Januari 2020, China kemudian melaporkan bahwa pneumonia tersebut disebabkan oleh virus corona jenis baru yang saat itu awalnya disebut WHO dengan 2019-nCoV.

Jumlah kasus di China  terus memperlihatkan peningkatan. Untuk menghindari penyebaran meluas, negara ini menerapkan lockdown di Wuhan selama 10 minggu, terhitung sejak 23 Januari 2020.

Pada Selasa (7/4/2020), untuk pertama kalinya sejak virus corona mewabah, China melaporkan tidak adanya kasus kematian baru.

Lockdown pun dibuka pada Rabu (8/4/2020).

Meski demikian, melansir BBC, Jumat (17/4/2020), China sempat kembali melaporkan kematian dengan jumlah yang  signifikan yakni 1.290 kematian akibat Covid-19 di Wuhan.

Para pejabat menjelaskan bahwa angka itu muncul dari data baru yang diterima dari berbagai sumber karena sebelumnya belum sempat tercatat akibat kurangnya pengujian saat awal infeksi menyebar.

Kini, sejumlah ilmuwan China turut terlibat dalam upaya menemukan vaksin virus corona jenis baru.

China disebut bergerak cepat dan memimpin dalam kompetisi global untuk mendapatkan vaksin virus corona.

Melansir pemberitaan Kompas.com, 19 April 2020, yang mengutip Fortune, otoritas kesehatan China menyetujui kandidat vaksin yang dikembangkan oleh dua perusahaan China untuk pengujian fase pertama pada manusia.

Dua perusahaan itu adalah Lembaga Produk Biologi Wuhan milik pemerintah dan perusahaan bioteknologi Sinovac yang berbasis di Beijing.

Pada awal April 2020, CanSino Biologics, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Tianjin, China, dan para mitranya di Akademi Ilmu Kedokteran Militer juga mengaku telah memasuki tahap uji coba fase kedua untuk pengembangan vaksin corona.

CanSino Biologics merupakan pembuat vaksin pertama di dunia.

China memperkirakan, pada September 2020 sudah ada vaksin Covid-19 yang bisa digunakan dalam keadaan darurat.

Brazil kini di urutan 10 negara dengan kasus terbanyak, yang sebelumnya dicatatkan China.

Masih mengutip data Worldometers, hingga Jumat pagi, kasus di Brazil mencapai 85.380 kasus, dan 5.901 orang meninggal dunia.

Sementara, jumlah pasien sembuh 35.935 orang.

Melansir Financial Times, saat ini kasus terbanyak virus corona di Brazil berada di negara bagian Sao Paulo, Rio de Janeiro, Ceará, Pernambuco, dan Amazonas.

Kuburan massal untuk mengubur barisan peti mati bahkan dilaporkan tengah digali di salah satu kota terbesar Brazil, Manaus.

Di tengah peningkatan jumlah kasus di Brazil, muncul polemik politik atas pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro.

Jejak pendapat terbaru menunjukkan, 49 persen responden menganggap Presiden Bolsonaro tak menunjukkan kemajuan dalam mengelola pemerintahan.

Terjadi perbedaan pendapat antara Bolsonaro dengan gubernur-gubernur di negara bagian terkait pemberlakuan pembatasan.

The Guardian memberitakan, Bolsonaro menyalahkan para gubernur dan wali kota atas jatuhnya korban meninggal dunia, meski telah melakukan berbagai pembatasan sosial.

Sementara, Bolsonaro enggan menjawab pertanyaan wartawan soal tingginya angka kematian Covid-19 di Brazil.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/01/091613865/data-worldometers-china-tak-lagi-masuk-10-negara-dengan-kasus-terbanyak

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke