Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aman, Kondisi Terkini Gunung Merapi Pagi Ini

Informasi tersebut dikeluarkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Agus Wibowo Senin (18/11/2019).

"Aman pagi ini," ujar Agus menjawab Kompas.com.

Meski demikian, masih diberlakukan larangan beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi.

Alasannya, Gunung Merapi masih berada dalam status Waspada Level II.

Sementara, melalui keterangan tertulis, Kepala Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menyebutkan, saat ini Merapi terlihat jelas dari pos pemantauan dan tertutup Kabut 0-II.

"Asap kawah tidak teramati," ujar Kasbani.

Selain itu, melalui rekaman seismograf, pada Minggu, tercatat Merapi mengalami 1 kali gempa letusan atau erupsi, 14 kali gempa guguran, 3 kali gempa low frequency.

Lebih lanjut, gunungapi ini juga mengalami 52 kali gempa hybrid atau fase banyak, 7 kali gempa vulkanik dangkal, dan 4 kali gempa vulkanik dalam.

Oleh karena itu, PVMBG menyatakan Merapi masih memiliki potensi ancaman bahaya.

Ancaman bahaya itu berupa luncuran awan paans dari runtuhnya kubah lava serta jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.

Dengan adanya aktivitas ini, masyarakat diharapkan waspada dan mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi," kata Kasbani.

Sebelumnya, Gunung Merapi mengalami erupsi pada Minggu, (17/11/2019).

Letusan tersebut menghasilkan kolom abu setinggi 1.000 meter dari puncak gunung atau setinggi 3.968 dari atas permukaan laut.

Pada Minggu siang, dilaporkan abu vulkanik sudah tak terlihat keluar dari Merapi.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/18/072258565/aman-kondisi-terkini-gunung-merapi-pagi-ini

Terkini Lainnya

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke