Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Arta, Berawal dari Mimpi Adegan Film Kini Kuliah di Harvard

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini menjadi salah satu penerima beasiswa LPDP dari pemerintah dan meneruskan studinya di Harvard Medical School, Amerika.

Pria asli Bali ini merupakan awardee LPDP batch IV tahun 2016.

Bagi Arta, menjadi seorang penerima LPDP merupakan sebuah kesempatan dan perjuangan.

Kesempatan diberikan ruang seluas-luasnya untuk mewujudkan mimpi melanjutkan pendidikan tanpa harus risau masalah pendanaan, serta perjuangan karena harus berusaha, berlatih, dan kerja keras.

"Namun yang saya pelajari dari pengalaman mendaftar beasiswa LPDP hingga melanjutkan sekolah di Harvard Medical School adalah, jangan pernah takut untuk mencoba," kata Arta saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/11/2019).

"Sering kali kita enggan memberikan validasi pada diri sendiri bahwa kita layak untuk mencoba, bahwa kita merasa lemah dan resah akan kekalahan," lanjutnya.

Menurut anak sulung dua bersaudara ini, memulai mimpi mendapatkan beasiswa dapat dilakukan dengan mencari informasi mengenai beasiswa atau sekolah yang diinginkan.

Proses tak mudah

Arta telah biasa dengan yang namanya proses.

Perjalanan mendapatkan LPDP juga tidak dengan mudah diperolehnya.

Alumni SMA Negeri 2 Tabanan, Bali ini menuturkan, ketika dinyatakan lolos seleksi administrasi dan dapat mengikuti seleksi substansi, kala itu ia tengah berada di Guangzhou, China untuk menyelesaikan fellowship-nya di Southern Medical University.

Jadwal wawancara seleksi LPDP belum keluar, namun harus segera menentukan lokasi di mana dirinya akan mengikuti seleksi berikutnya termasuk wawancara.

Arta kemudian berkonsultasi dengan pihak LPDP, dan memilih lokasi ujian di Makassar.

"Keputusan saya buat setelah berdiskusi dengan CS LPDP dan kita membuat konklusi imatur di mana ada kecendrungan daerah Indonesia Timur mendapatkan jadwal wawancara diakhir periode (kala itu)," ujar dia.

Pilihan pun dapat dikatakan tepat, lantaran ia mendapat tanggal wawancara setelah menyelesaikan fellowship di China dan kembali ke Tanah Air.

Berawal dari mimpi

Arta mengungkapkan, keinginan menapakkan kaki di Amerika Serikat telah ada sejak duduk di bangku SD.

"Saat saya masih SD, saya sempat berkata pada almarhum ibu saya bahwa saya sangat ingin suatu saat datang ke New York dan bernyanyi di tengah kerumunan orang di Times Square seperti adegan film yang saat itu kami tonton," tuturnya mengenang.

Seiring berjalannya waktu, kenangan itu membangkitkan semangatnya dan membuat mimpinya tak sesederhana bernyanyi di tengah gemerlapnya New York City, melainkan dapat menjadi seorang mahasiswa di Amerika Serikat.

"Harvard University bukanlah tujuan akhir saya namun merupakan gerbang yang harapannya dapat membukakan jalan mewujudkan cita," paparnya.

Segudang prestasi

Prestasi Arta tak hanya di bidang yang menjadi fokusnya saja, melainkan ia pernah diminta untuk mengajar tari Bali untuk masyarakat di area Boston, masuk dalam tim peneliti Harvard University untuk proyek Social Technology for Elderly Care in China, dan pernah menjadi wakil Indonesia dalam World Youth Forum 2018 di Egypt.

Peraih penghargaan The Ambassador's Award for Excellence 2019 ini akan kembali menjadi wakil Indonesia dalam World Youth Forum 2019.

 

https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/08/203300065/kisah-arta-berawal-dari-mimpi-adegan-film-kini-kuliah-di-harvard

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke