Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dehidrasi Akibat Cuaca Panas, Awas Hindari Minuman Jenis Ini

Sayangnya, saat cuaca panas seperti saat ini, menjaga tubuh agar terhindar dari dehidrasi bukan perkara mudah.

Kabar buruknya lagi, dehidrasi terjadi dalam jangka waktu panjang, bisa menyebabkan komplikasi dan kegagalan organ. Oleh karena itulah, menjaga tubuh dari dehidrasi khususnya saat cuaca panas sangat penting agar terhindar dari hal-hal tersebut.

Namun biasanya, banyak orang yang memilih untuk mengisi kembali tubuhnya dengan jenis-jenis minuman hidrasi atau air berasa yang dipajang di rak-rak supermarket.

Padahal konsumsi jenis minuman yang tidak tepat malah bisa memperburuk keadaan. Untuk itu, Anda perlu menghindari minuman-minuman berikut:

Minuman olahraga

Dilansir dari Consumer Reports, sports drink atau minuman olahraga awalnya dikembangkan bagi para atlet untuk mengisi kembali elektrolit seperti natrium dan kalium yang hilang karena keringat serta mengembalikan karbohidrat yang digunakan otot sebagai bahan bakar.

"Rata-rata berolahraga perlu mengganti air, bukan elektrolit," ujar ahli gizi Amy Keating.

Keating berpendapat, saat olahraga, seseorang yang memiliki berat 68 kilogram akan membakar sekitar 150 kalori dengan berjalan cepat selama 30 menit.

Tetapi dengan mengonsumsi minuman olahraga, seseorang malah bisa menambah 100 kalori per 7 kilogram.

Minuman olahraga tanpa kalori dan rendah kalori mungkin tidak mengandung gula, tetapi merek-merek minuman ini kemungkinan besar memiliki pemanis atau pewarna buatan.

Air bervitamin

Selain minuman-minuman olahraga, ada pula minuman sejenis air mineral mengandung vitamin. Padahal ketika dehidrasi, orang hanya membutuhkan air dan tidak perlu lagi mengisi vitamin.

Jika mengonsumsi minuman ini, Anda berisiko kelebihan vitamin, terutama jika Anda memang rutin mengonsumsi suplemen lain.

Air dengan kandungan bahan organik

Jenis minuman lain yang banyak beredar di pasaran adalah air dengan kandungan bahan organik, seperti contohnya kelapa muda.

Minuman jenis ini diklaim sebagai salah satu alternatif untuk mengembalikan energi selepas berolahraga atau melakukan aktivitas yang megeluarkan keringat.

Padahal tidak ada klaim yang benar jika minuman ini dapat mengurangi dehidrasi. Meski begitu, minuman jenis ini memang rendah gula.

Air kelapa saja memiliki sekitar 40 hinga 65 kalori dan 9 hingga 14 gram gula setiap 3,6 kilogram. Sementara bahan lain seperti kaktus dan maple memiliki sekitar 25 kalori dan 5 gram gula per 3,6 kilogram.

Es teh

Minuman sejuta umat ini sering dikonsumsi setelah melakukan aktivitas berat. Minuman teh apalagi yang diseduh mengandung antioksidan yang dapat meningkatkan kesehatan jantung dan menurukan risiko penurunan kognitif serta diabetes tipe 2.

Tetapi minuman teh yang dihidangkan di dalam botol kecil kemungkinannya memiliki manfaat tersebut. Tak hanya minuman teh dalam kemasan botol, minuman teh yang disajikan dengan soda dan mengandung banyak gula juga tidak memberikan manfaat yang sama.

Namun, jika Anda penggemar teh manis, Anda bisa menambahkan satu sendok teh gula untuk memberikan rasa manis tanpa menambah risiko.

Selain itu, saat menyeduh, Anda bisa langsung mengonsumsinya. Jangan menyimpan seduhan air teh dalam jangka waktu lama.

Ini karena semakin lama air seduhan teh disimpan, maka kandungan antioksidannya akan berkurang.

Profesor kimia emeritus dari University of Scranton, Joe Vinson Ph.D mengatakan, setelah diseduh, jumlah antioksidan dalam teh berkurang 10 persen sehari.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/30/113300965/dehidrasi-akibat-cuaca-panas-awas-hindari-minuman-jenis-ini

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke