Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

SpongeBob "Disemprit" KPI, Mengapa Kartun Dianggap Bisa Sangat Pengaruhi Audiens?

Pasalnya, di antara 14 program penyiaran yang kena "semprit", salah satunya adalah film kartun yang banyak disukai di Indonesia, khususnya anak-anak, Spongebob.

KPI menyebut terdapat adegan kekerasan dalam beberapa bagian pada tayangan “The Spongebob Squarepants Movie” yang tayang di GTV, 22 Agustus 2019.

Bagaimana film kartun seperti Spongebob dikhawatirkan bisa membawa pengaruh yang kuat bagi audiens yang menontonnya?

Psikolog asal Solo, Jawa Tengah, Hening Widyastuti mengatakan, kekhawatiran itu beralasan.

Film kartun sebagian besar audiensnya adalah balita dan anak-anak usia 1-7 tahun.

Pada tahap usia ini, seorang anak memiliki kemampuan untuk menyerap informasi dengan sangat baik.

“Pada masa usia ini adalah meng-copy apa adanya apa yang dilihat dan didengar, belum mampu untuk mencerna suatu tindakan yang ditiru itu dampaknya apa positif negatif atau konsekuensinya,” kata Hening, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/9/2019) malam.

Menurut Hening, proses imitasi kekerasan dari konten film ini bisa benar-benar terjadi, apalagi jika si anak berada pada kondisi emosi tertentu.

“Awalnya senang bahagia, lama-lama ada benturan, ada rasa kesal juga si balita berlanjut ke adegan menyakiti, melukai lawan seperti di film kartun yang dia lihat di layar televisi hingga terjadi accident dari level biasa hingga level yang merugikan anak lain,” papar Hening.

Ketika ditanya mengapa kekhawatiran itu sepertinya semakin besar saat ini jika dibandingkan sekian tahun silam, Hening mengatakan, hal itu karena luasnya medium saat ini dan anak-anak masa kini menerima paparan dari segala bentuk platform media.

Di masa lalu, anak-anak hanya mengakses televisi dan dengan dampingan orangtua.

Kini, televisi bukan satu-satunya media hiburan bagi anak-anak.

“Jadi bukan tunggal dari tayangan televisi, akan tetapi banyak stimulus pendukungnya,” kata dia.

Stimulus lain, misalnya, media sosial dan gim yang dapat diakses dengan bebas oleh anak-anak saat ini.

Fenomena ini menuntut pengawasan ekstra, meski hanya sebatas konten pada film kartun.

"Didukung banyak orangtua bekerja dan sibuk urusan keutuhan keluarga serta kepentingan lainnya, asisten rumah tangga lah pada akhirnya mereka temui, dengan pengetahuan dan rasa peduli yang tidak sama dengan orangtua sendiri," kata Hening.

Hening menyarankan, tayangan televisi yang diperuntukkan bagi anak-anak sebaiknya mengandung informasi pengetahuan, juga nilai-nilai dasar kehidupan.

“Sebaiknya mereka dialihkan ke tayangan yang lebih edukasi sifatnya, human, animal, nature, flora-fauna, tentang kebesaran Tuhan, tolong-menolong, saling menghormati-menghargai satu dengan yang lainnya, dan lain-lain,” kata Hening. 

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/16/072532565/spongebob-disemprit-kpi-mengapa-kartun-dianggap-bisa-sangat-pengaruhi

Terkini Lainnya

Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke