Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Sekolah Kartini, Lahir dari Semangat Emansipasi RA Kartini

Kompas.com - 22/04/2024, 22:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Tidak lama setelah itu, Kartini menikah dengan Bupati Rembang, RM Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat.

Setelah pindah ke Rembang mengikuti suaminya, Kartini juga membuka sekolah untuk perempuan, seperti yang ia lakukan di Jepara.

Sayangnya, perjuangan Kartini tidak berjalan lama karena ajal menjemputnya terlebih dahulu pada September 1904, hanya empat hari setelah putra semata wayangnya lahir.

Baca juga: Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Tunggal RA Kartini

Kepergian Kartini yang begitu cepat membuat teman-teman Belanda-nya sangat terkejut dan sedih.

Salah satu sahabat yang kerap bertukar surat dengan Kartini adalah Rosa Manuela, istri dari Tuan Abendanon, pejabat Dinas Pendidikan Belanda.

Rosa kemudian mengumpulkan kawan-kawan yang pernah bertukar surat dengan Kartini, karena ia berencana menerbitkan surat-surat tersebut.

Hasilnya, lahirlah buku berjudul Door Duisternist Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) yang diterbitkan pada April 1911.

Ternyata, buku berisi kumpulan surat yang memuat ide-ide dan pemikiran mendiang Kartini itu laku keras di Belanda.

Pemikiran RA Kartini memang selaras dengan keinginan kaum humanisme Belanda yang mendukung Politik Etis, salah satunya Van Deventer.

Alhasil, dalam waktu singkat, perhatian untuk memberikan pendidikan formal bagi perempuan Jawa meningkat.

Bahkan Ratu Belanda menunjuk Abendanon untuk mengurusi masalah pendidikan perempuan pribumi di Hindia Belanda.

Baca juga: Biografi Conrad Theodor van Deventer, Pelopor Politik Etis

Dari situlah perjuangan Kartini dilanjutkan oleh Abendanon dan Van Deventer, yang membentuk Yayasan Kartini pada 22 Februari 1912.

Yayasan yang diketuai oleh Van Deventer ini bekerja sama dengan Residen Semarang untuk mewujudkan berdirinya sekolah bagi perempuan.

Akhirnya, pada 15 September 1913, Yayasan Kartini berhasil mendirikan Sekolah Kartini, sebagai sekolah khusus perempuan pertama di Semarang,

Pada awal perintisannya, Sekolah Kartini tidak memiliki bangunan sendiri, melainkan menepati rumah tinggal biasa di Jomblang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com