Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Napoleon Akhir Menutup Mata

Kompas.com - 06/04/2024, 19:29 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SETELAH menonton film Napoleon garapan Ridley Scott yang gagal meraih Oscar 2024, saya tersadar bahwa tokoh kontroversial kelahiran Korsika yang menobatkan dirinya sendiri menjadi Kaisar Perancis pertama tersebut pernah dua kali diasingkan.

Pertama ke pulau Elba kemudian ke pulau Santa Helena.

Saya tahu bahwa pulau Elba berada di kawasan Tuskana, Italia. Semula saya tidak tahu di mana letak pulau Santa Helena.

Elba yang sempat dibangun oleh Napoleon Bonaparte, kini telah menjadi destinasi wisata favorit para turis domestik Italia terutama di musim panas.

Sementara, pulau Santa Helena terletak cukup terpencil di tengah samudera Atlantik sekitar 2800 kilometer sebelah barat pesisir Angola.

Analog Bung Karno dibuang oleh pemerintah kerajaan Belanda ke Ende, di pulau Flores, maka Napoleon dibuang pemerintah kerajaan Inggris ke Jamestown di pulau Santa Helena.

Beda dengan Bung Karno yang setelah dibuang ke Ende justru makin bersemangat memerdekakan Indonesia, Napoleon di Jamestown langsung lahir-batin melayu sakit-sakitan untuk kemudian meninggalkan dunia fana pada tahun 1821 di pulau Santa Helena.

Nama pulau Santa Helena bukan berasal dari nama “crazy rich” PIK, namun nama ibunda kaisar Konstantin Agung yang dinobatkan sebagai santa karena dianggap banyak berjasa bagi gereja Katolik Konstantinopel.

Pulau Santa Helena pertama kali dihuni kemudian dijajah oleh tentara kerajaan Inggris pada tahun 1659.

Pada tahun 1840, Santa Helena menjadi stasiun penyediaan logistik untuk Armada Afrika Barat Britania, di samping mencegah pengangkutan budak ke Brasil, lalu ribuan budak dibebaskan di pulau terpencil itu.

Mereka semua adalah orang Afrika dan sekitar 500 orang tinggal sementara, sisanya dikirim ke Hindia Barat dan Cape Town, dan akhirnya ke Sierra Leone.

Buruh China yang diimpor tiba pada tahun 1810, mencapai puncaknya 618 pada tahun 1818, setelah itu jumlahnya berkurang.

Hanya beberapa pria tua yang tersisa setelah Kerajaan Inggris mengambil alih pemerintahan pulau itu dari East India Company pada tahun 1834.

Mayoritas dikirim kembali ke China, meskipun catatan imigrasi di Afrika Selatan membuktikan bahwa mereka tidak pernah sampai lebih jauh dari Cape Town. Ada juga beberapa orang India yang bekerja di pelabuhan Jamestown.

Semula warga Santa Helena memegang kewarganegaraan Wilayah Luar Negeri Inggris. Pada 21 Mei 2002, kewarganegaraan Inggris penuh disahkan oleh Undang-undang Wilayah Luar Negeri Inggris.

Selama periode pasca-Napoleon, telah terjadi pola imigrasi yang panjang dari pulau Santa Helena. Mayoritas warga kulit putih beremigrasi ke Inggris, Afrika Selatan dan pada tahun-tahun awal, Australia.

Populasi terus menurun dari 5.157 pada sensus 1998 menjadi 4.257 pada 2008. Namun, pada sensus 2021, populasi telah meningkat menjadi 4.439 meski turun 95 orang dari 2016.

Sejak wafatnya Napoleon, praktis tidak terdengar kabar berita tentang pulau terpencil terasing ini sampai pada tahun 2021, sebuah karangan bunga ditempatkan oleh Komisi Kesetaraan & Hak Asasi Manusia Saint Helena (EHRC) di pintu bangunan kuno di Jamestown di mana sisa-sisa kerangka 325 orang pria, wanita, dan anak-anak yang tercerai berai akibat pembangunan bandara disimpan menunggu penguburan kembali sejak tahun 2008.

Sisa-sisa kerangka itu milik orang-orang Afrika yang dibebaskan dan diselamatkan oleh Armada Afrika Barat Angkatan Laut Kerajaan Inggris sebagai para korban perdagangan budak Atlantik dan dibawa ke pulau Santa Helena.

Dibandingkan dengan kesengsaraan derita para korban perdagangan budak, sebenarnya nasib Napoleon Bonaparte dalam pengasingan terakhirnya di Jamestown, Santa Helena masih jauh lebih beruntung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com