Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Jerman Timur Mencegah Penduduknya Lari ke Jerman Barat

Kompas.com - 17/02/2024, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Jerman pernah terpecah menjadi dua negara, yakni Jerman Barat dan Jerman Timur.

Terpecahnya Jerman merupakan salah satu dampak Perang Dunia II (1939-1945).

Sebelum Jerman bersatu kembali menjadi satu negara pada 1990, banyak penduduk Jerman Timur yang melarikan diri ke Jerman Barat.

Untuk mencegah hal itu, usaha yang dilakukan pemerintah Jerman Timur adalah membangun Tembok Berlin pada tahun 1961.

Baca juga: Latar Belakang Penyatuan Jerman

Membendung pembelot: tujuan dibangunnya Tembok Berlin

Usaha Pemerintah Jerman Timur untuk mencegah penduduknya melarikan diri ke Jerman Barat adalah membangun Tembok Berlin.

Faktor ekonomi, merupakan alasan mengapa banyak penduduk Jerman Timur ingin pindah ke Jerman Barat.

Pemerintah Jerman Timur atau Republik Demokratik Jerman, yang didukung oleh Uni Soviet, memerintah rakyat secara otoriter.

Seluruh aspek kehidupan rakyat bahkan dimata-matai oleh Stasi, polisi rahasia Jerman Timur.

Kondisi perekonomian Jerman Barat dan Jerman Timur sangat bertolak belakang.

Di saat Jerman Timur mengalami kemerosotan ekonomi akibat para buruh yang melakukan mogok kerja, ekonomi Jerman Barat terus tumbuh.

Pada 1952, Pemerintah Jerman Timur telah menutup perbatasan karena khawatir rakyatnya akan melarikan diri ke Jerman Barat.

Namun, rakyat Jerman Timur yang mengetahui standar hidup Jerman Barat semakin baik, nekat ingin berpindah ke barat.

Baca juga: Stasi, Polisi Rahasia Jerman Timur

Hingga akhir 1950-an, diperkirakan sekitar tiga juta warga Jerman Timur telah kabur ke Barat.

Untuk mengatasi hal ini, pada 13 Agustus 1961 dini hari, Jerman Timur mulai membangun pagar penghalang menggunakan pagar berduri agar tidak ada lagi penduduknya yang melarikan diri.

Selama dua minggu berikutnya, Jerman Timur membangun tembok beton sepanjang 27 mil atau sekitar 40 kilometer.

Tembok beton inilah yang kemudian dikenal sebagai Tembok Berlin, dengan panjang total mencapai 87 mil atau sekitar 140 kilometer.

Setelah Tembok Berlin dibangun, baik warga Jerman Barat maupun Jerman Timur hanya bisa melewati perbatasan melalui pos pemeriksaan.

Apabila tidak ada keperluan khusus, orang-orang dari Berlin Timur dan Barat jarang diizinkan melintasi perbatasan.

Pada 1980-an, erosi kepercayaan mendorong rakyat Jerman Timur semakin lantang mendesak adanya kebebasan dan demokrasi.

Baca juga: Erich Honecker, Sosok Penting di Balik Tembok Berlin

Ketika rezim sosialis di Jerman Timur mengadakan perayaan 40 tahun pendirian Republik Demokratik Jerman Timur pada 7 Oktober 1989, rakyat yang sudah kehilangan kepercayaan dan menolak penindasan, melancarkan aksi protes damai.

Pada 9 November 1989 malam, pemimpin Jerman Timur, Gunter Schabowski, menyampaikan akan ada reformasi, di mana rakyatnya akan bebas melintasi perbatasan.

Rakyat Jerman Timur mengartikan perkataan Gunter Schabowski bahwa Tembok Berlin akan dibuka.

Lebih dari 2 juta warga Jerman membanjiri pos pemeriksaan malam itu. Mereka pun mulai merobohkan Tembok Berlin menggunakan palu godam.

Runtuhnya Tembok Berlin disusul dengan peristiwa Reunifikasi Jerman atau penyatuan Jerman Timur dan Barat pada 3 Oktober 1990.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com