Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pengaruh Sumpah Pemuda bagi Perjuangan Bangsa Indonesia

Kompas.com - 16/02/2024, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Sumpah Pemuda adalah hasil Kongres Pemuda II yang dibacakan pada 28 Oktober 1928.

Isi Sumpah Pemuda adalah tiga ikrar atau janji yang awalnya disebut sebagai Ikrar Pemuda.

Berikut ini isi Sumpah Pemuda yang telah disesuaikan dengan EYD V.

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda bukan sebatas barisan kata-kata, tetapi bentuk komitmen putra-putri bangsa untuk memperjuangkan tanah air dan bersatu demi tanah air.

Berikut ini pengaruh Sumpah Pemuda 1928 bagi perjuangan bangsa Indonesia.

Baca juga: Siapa Tokoh Perumus Sumpah Pemuda?

Tumbuhnya semangat kebangsaan

Kongres Pemuda II merupakan kongres nasional yang legendaris dan mempunyai arti yang sangat penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia.

Meski mendapat pengawasan ketat dan ancaman pembubaran dari polisi karena membicarakan masalah politik dan kemerdekaan, para pemuda Indonesia sukses menghasilkan keputusan penting.

Sejak hari itu, hari diikrarkannya Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia lebih menyadari akan pentingnya persatuan.

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari lahirnya sebuah bangsa, yakni bangsa Indonesia.

Banyaknya suku bangsa di Indonesia, selain membanggakan, juga mengandung potensi timbulnya perpecahan.

Sumpah Pemuda mengikat suku-suku bangsa yang ada menjadi satu, yakni bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda adalah tekad bersama semua unsur pemuda di Nusantara untuk bersatu tanah air, bersatu bangsa, dan bersatu bahasa: Indonesia.

Baca juga: Organisasi Kedaerahan yang Muncul Sebelum Sumpah Pemuda

Terarahnya tujuan pergerakan

Sumpah Pemuda merupakan sebuah tekad untuk sungguh-sungguh bersatu, dan menutup ide-ide kesukuan serta kedaerahan.

Pada momen Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia sudah menyadari bahwa hanya dengan persatuan, Indonesia dapat meraih kemerdekaan.

Sejarah membuktikan bahwa perjuangan yang dilakukan dengan cara sendiri-sendiri atau kedaerahan selalu mengalami kegagalan.

Sadar akan kenyataan itu, organisasi-organisasi pemuda sebagai kekuatan potesial dari perjuangan merancang penyelenggaraan kongres dan menghasilkan ikrar pada 28 Oktober 1928.

Sejak itu, perjuangan kemerdekaan bergerak dalam semangat nasional dan dilaksanakan bersama-sama dalam jiwa persatuan: satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, dan satu tujuan kemerdekaan Indonesia.

Apabila sebelumnya tujuan pergerakan masih samar-samar, maka setelah Sumpah Pemuda teriakan kemerdekaan mulai terdengar.

Sumpah Pemuda merupakan langkah awal bagi generasi muda dalam penyatuan langkah dan kesatuan pandangan dalam kehidupan bernegara.

Baca juga: Perbedaan Perjuangan Indonesia Sebelum dan Sesudah 1908

Memasyarakatnya lagu Indonesia Raya

Sejak dinyanyikan pertama kali dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928, lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman menjadi lagu resmi yang dinyanyikan setiap pembukaan dan penutupan pertemuan pergerakan.

Setiap dinyanyikan dalam acara-acara resmi, lagu ini sangat dihormati oleh kaum pergerakan dengan mengambil sikap berdiri tegak.

Keberadaan lagu Indonesia Raya pun dianggap sebagai tantangan terhadap kekuasaan Belanda dan dikeluhkan oleh para pejabat Belanda.

Lagu Indonesia Raya semakin dikenal masyarakat luas setelah mendapat liputan media massa pergerakan pada saat itu.

Bahkan saat Jepang datang, lagu Indonesia Raya dipakai sebagai alat propaganda Jepang untuk membangkitkan rasa nasionalisme menentang Belanda.

Baca juga: Makna Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia

Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan

Di Indonesia, tinggal ratusan kelompok etnik atau suku bangsa, yang memiliki bahasa dan adat istiadat berbeda.

Tanpa ada bahasa persatuan, sangat sulit terjalin komunikasi di antara sesama anak bangsa.

Setelah Kongres Pemuda II, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan dalam pertemuan-pertemuan serta rapat-rapat bangsa Indonesia.

Pemakaian bahasa Indonesia yang intensif dalam rapat-rapat dan media cetak yang diterbitkan kaum pergerakan mendorong penyatuan visi akan cita-cita kemerdekaan yang semakin meluas di masyarakat.

Pertumbuhan pergerakan wanita

Sebelum penyelenggaraan Kongres Pemuda I pada 1926, para wanita terpelajar yang aktif dalam pergerakan, umumnya tergabung dalam organisasi-organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, dan lain-lain.

Baca juga: Kapan Kongres Perempuan Indonesia Dilaksanakan?

Diilhami oleh gagasan kedudukan wanita dalam masyarakat Indonesia yang disampaikan oleh Bahder Djohan, seorang pelajar Stovia, dalam Kongres Pemuda I, para wanita mulai memperjuangkan emansipasinya terutama di bidang politik dan pendidikan.

Setelah Kongres Pemuda II, pengaruh kebangsaan semakin berkobar dalam pergerakan wanita.

Dengan semangat kebangsaan, pada 22 Desember 1928, organisasi-organisasi wanita mengadakan kongres di Yogyakarta.

Tokoh-tokoh pergerakan wanita seperti SK Trimurti, Maria Ulfa Poernamawoelan, Siti Soendari, Ny. Prawirodirdjo, dan lain-lain, aktif melakukan penyadaran terhadap wanita dalam bidang politik dan pendidikan.

 

Referensi:

  • Rahman, Momon Abdul, dkk. (2008). Sumpah Pemuda: Latar Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional. Jakarta: Museum Sumpah Pemuda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com