Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumpah Pemuda Keturunan Arab 1934

Kompas.com - 06/08/2021, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Sumpah Pemuda Keturunan Arab adalah sumpah yang dilakukan para pemuda keturunan Arab di Nusantara pada 1934. 

Sumpah pemuda ini dilangsungkan pada 4-5 Oktober 1934 di Semarang. 

Dalam kongres tersebut, para pemuda keturunan Arab bersepakat untuk mengakui Indonesia sebagai tanah air mereka. 

Hal tersebut dilakukan, karena sebelumnya kalangan keturunan Arab beranggapan bahwa tanah air mereka adalah negeri Arab. 

Baca juga: Aitai Karubaba, Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda

Latar Belakang

Pada masa kolonial, pemerintah Belanda membagi tiga strata masyarakat di Indonesia. 

Kelas teratas adalah warga kulit putih, seperti Eropa, Amerika, Jepang, dan lain-lain. Kelas kedua adalah warga Timur Asing (Arab, India, Tionghoa, dan lainnya). Sedangkan kelas ketiga adalah pribumi Indonesia. 

Saat itu, orang-orang kelas kedua, yaitu Arab, yang datang ke Indonesia mayoritas berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan. 

Sesampainya di Indonesia, para pria Arab ini menikah dengan wanita pribumi, yang kemudian memiliki anak peranakan Arab. 

Setelah itu, pada 1 Agustus 1934, Harian Matahari Semarang memuat tulisan milik AR Baswedan, peranakan Arab asal Surabaya. 

Dalam artikel tersebut, terpampang wajah AR Baswedan sedang mengenakan blangkon. 

Dari tulisannya, ia mengajak para keturunan Arab, seperti dirinya untuk menganut ius soli, yang berarti di mana saya lahir, di situlah tanah airku. 

Artikel tersebut ia beri judul "Peranakan Arab dan Totoknya". 

Pesan pokok dalam artikel tersebut adalah tanah air Arab peranakan adalah indonesia, kultur Arab peranakan adalah Indonesia, dan Arab peranakan wajib bekerja untuk Indonesia.

Karena artikel tersebut, warga keturunan Arab sempat merasa geram dengan Baswedan, karena ia dianggap menurunkan derajat orang-orang Arab pada masa itu. 

Kendati demikian, usaha AR Baswedan tidak pernah berhenti. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com