Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zackir L Makmur
Wartawan

Gemar menulis, beberapa bukunya telah terbit. Suka catur dan humor, tertawanya nyaring

Penjilatan Kekuasaan dalam Mitologi, Seni, dan Sastra (Bagian II)

Kompas.com - 19/01/2024, 16:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Salah satu strategi adaptasi yang muncul sebagai respons terhadap ketidakpastian politik, adalah perilaku menjilat kekuasaan.

Meskipun sering kali dianggap kontroversial, perilaku ini dapat dipahami sebagai langkah rasional untuk menjaga keamanan dan posisi sosial individu dalam lingkungan yang tidak stabil.

Dalam situasi di mana perubahan kekuasaan, atau ketidakpastian politik, yang dapat memengaruhi stabilitas dan keamanan individu, maka praktik menjilat kekuasaan dianggap sebagai bentuk perlindungan diri.

Individu mungkin melihatnya sebagai strategi adaptasi yang dapat membantu mereka menavigasi perubahan, dan mendapatkan perlindungan dalam dinamika politik yang tidak menentu.

Dalam pandangan ini, penjilatan kekuasaan bukan hanya sebagai tindakan oportunis, tetapi sebagai respons cerdas terhadap ketidakpastian yang mengancam.

Penting di sini untuk memahami secara bijaksana bahwa penjilatan kekuasaan, dalam konteks ini, tidak selalu memiliki konotasi negatif.

Bagi individu yang merasa terancam oleh ketidakpastian politik, penjilatan kekuasaan dapat dianggap sebagai strategi untuk meminimalkan risiko sosial atau politik yang mungkin muncul.

Perilaku ini menjadi semacam perisai psikologis, yang memungkinkan individu untuk tetap relevan dan bertahan dalam kondisi tidak pasti.

Dalam karya seni dan sastra, tema ini dapat dijelajahi dengan mendalam untuk menciptakan narasi yang lebih kompleks tentang dinamika manusia dan ketidakpastian.

Contohnya, dalam karya fiksi, seorang karakter yang terlibat dalam penjilatan kekuasaan sebagai respons terhadap ketidakpastian politik dapat menjadi titik pusat cerita yang menyajikan konflik moral dan psikologis yang mendalam.

Dengan demikian, ketika mengamati perilaku menjilat kekuasaan, perlu pula dipahami bahwa ini bukanlah sekadar tindakan oportunis, tetapi juga bisa menjadi strategi rasional dalam menghadapi lingkungan yang berubah.

Pandangan ini memberikan dimensi baru untuk menggali kompleksitas perilaku manusia.

Bersambung, baca artikel selanjutnya: Penjilatan Kekuasaan dalam Mitologi, Seni, dan Sastra (Bagian III - Habis)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com