Meski Kidung Harsa-Wijaya tidak menyebutkan angka tahun, tahun penobatan Raden Wijaya dapat diketahui berdasarkan kedatangan tentara Kubhilai Khan di Jawa, yakni pada 1293.
Dengan kata lain, Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit pada 10 November 1293.
Selama memerintah, Raden Wijaya didampingi oleh empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya.
Baca juga: 6 Ciri Khas Kerajaan Majapahit
Dari sumber prasasti dan Kitab Negarakertagama, diketahui bahwa empat istri Raden Wijaya adalah Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari, Sri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri.
Sedangkan Kitab Pararaton dan beberapa kidung menyebutkan Raden Wijaya menikahi dua putri raja.
Dengan Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari, Raden Wijaya memiliki putra bernama jayanegara.
Sedangkan dengan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri, Raden Wiijaya mempunyai dua putri, yakni Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Rajadewi Maharajasa.
Raden Wijaya juga menikahi Dara Petak dari Melayu dan memiliki anak bernama Kalagemet.
Pada saat memerintah, Raden Wijaya mengangkat pengikut setianya yang berjasa dalam mendirikan Kerajaan Majapahit, sebagai pejabat tinggi dalam pemerintahan.
Beberapa pengikut setia Raden Wijaya yang disebutkan dalam sumber-sumber sejarah di antaranya, Wiraraja, Nambi, Lembu Sora, Rangga Lawe, dan Kebo Anabrang.
Baca juga: Pemberontakan Nambi, Gugurnya Patih Pertama Kerajaan Majapahit
Namun, ada tokoh bernama Mahapati yang mengadu domba para pengikut setia Raden Wijaya hingga terjadi pemberontakan.
Alhasil, terjadi peperangan antara pasukan Rangga Lawe melawan prajurit kerajaan, pada 1295.
Pertempuran itu menewaskan Rangga Lawe di tangan Kebo Anabrang. Kebo Anabrang kemudian dibunuh oleh Lembu Sora.
Setelah itu, Mahapati masih beraksi, hingga membuat Lembu Sora ikut dibunuh dalam peperangan antara tahun 1298-1300.
Sebelum menjadi korban Mahapati selanjutnya, Nambi memilih menyingkir dari Majapahit.
Raden Wijaya meninggal pada 1309 dan dicandikan di Candi Simping atau Candi Sumberjati di Blitar, Jawa Timur.
Diyakini bahwa Raden Wijaya beragama Hindu. Salah satu buktinya, ia dicandikan di Simping dengan arca Siwa.
Referensi: