Penahanan berujung pada protes yang dilayangkan orang Dayak dengan menggelar unjuk rasa pada 21 Feruari 2001.
Mereka meminta Kapolda Kalimantan Tengah untuk membebaskan para tahanan.
Baca juga: Kenapa di Madura Ada Tradisi Carok?
Konflik Sampit memang masih menyisakan banyak pertanyaan, salah satunya terkait jumlah korban.
Dari data Yayasan Denny JA dan LSI Community dalam buku Menjadi Indonesia Tanpa Diskriminasi: Data, Teori, dan Solusi, jumlah korban Konflik Sampit yang meninggal mencapai 469 orang, sementara 108.000 orang terpaksa mengungsi.
Di samping itu, terdapat 192 rumah dibakar, 748 rumah dirusak, 16 mobil dan 43 sepeda motor hancur.
Ada pula yang mencatat bahwa dalam waktu satu minggu jumlah korban tewas dari etnis Madura dalam Perang Sampit mencapai 315 orang.
Di Palangka Raya, sampai tanggal 31 Maret 2001, berdasarkan laporan Pemerintah Kota Palangka Raya, korban kerusuhan sebanyak 7 orang, belum termasuk ditemukannya kepala manusia tanpa identitas di Betang Mandala Palangka Raya dan mayat tanpa kepala di Jalan Adonis Samad, Panarung.
Baca juga: Sejarah Benteng Kalimook di Madura, Kini Jadi Rumah Ternak
Kerugian lain akibat kerusuhan antaretnis Dayak dan Madura di Palangka Raya adalah sebagai berikut.
Selain itu, tidak sedikit masyarakat keturunan Madura yang lahir dan menjalani sepanjang hidupnya di Kalimantan Tengah, yang diusir ke luar daerah akibat Konflik Sampit 2001.
Referensi: