Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bandung Lautan Api: Latar Belakang, Tokoh, dan Kronologinya

Kompas.com - 06/01/2024, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Bandung Lautan Api merupakan peristiwa sejarah pada masa perang kemerdekaan, di mana rakyat Bandung sengaja membakar bagian selatan kota, sebelum mereka tinggalkan.

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 24 Maret 1946.

Mengapa peristiwa Bandung Lautan Api terjadi dan siapa saja tokohnya?

Berikut ini sejarah Bandung Lautan Api.

Baca juga: Penyebab Terjadinya Bandung Lautan Api

Latar belakang Bandung Lautan Api

Setelah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pertempuran masih terjadi di sejumlah daerah karena kedatangan pasukan Sekutu/AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies).

Melansir bandung.go.id, terjadinya peristiwa tragedi Bandung Lautan Api dipicu oleh tindakan Sekutu yang berusaha menguasai Kota Bandung.

Ketika pihak Sekutu mengeluarkan perintah agar rakyat meletakkan senjata dan mengosongkan wilayah Bandung, rakyat tidak takut.

Mereka justru menyerang pos-pos Sekutu di sekitar wilayah Bandung.

Pada Maret 1946, Bandung telah terbagi menjadi dua, di mana tentara Sekutu menguasai kota Bandung bagian utara, sementara bagian selatan dikuasai Tentara Republik Indonesia (TRI).

Karena peringatan-peringatan sebelumnya tidak pernah digubris, pada 22 Maret 1946, Panglima Tertinggi AFNEI di Jakarta, Letnan jenderal Montagu Stopford kembali melontarkan ultimatum.

Ultimatum yang memicu Bandung Lautan Api tersebut disampaikan kepada Sutan Sjahrir, selaku Perdana Menteri RI, agar militer Indonesia segera meninggalkan Bandung selatan sampai radius 11 kilometer dari pusat kota.

Baca juga: Mohammad Toha, Tokoh Penting Peristiwa Bandung Lautan Api

Sehari berikutnya, Sekutu kembali mengumumkan hanya pemerintah sipil, polisi, dan penduduk sipil yang diperbolehkan tinggal.

Peringatan tersebut harus dipenuhi paling lambat pada tengah malam tanggal 24 Maret 1946.

Tuntutan itu disetujui Pemerintah RI di Jakarta, padahal markas besar di Yogyakarta memerintahkan TRI untuk mempertahankan setiap jengkal tanah Bandung.

TRI dan masyarakat Bandung memang patuh untuk mundur ke selatan, tetapi sambil membumihanguskan kota Bandung agar pihak musuh tidak dapat memanfaatkan kota mereka.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com