Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Runtuhnya Peradaban Yunani Kuno

Kompas.com - 05/01/2024, 20:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Yunani merupakan pusat peradaban tertua di Eropa. Peradaban Yunani Kuno berlangsung mulai tahun 800 SM hingga 146 SM.

Peradaban Yunani berevolusi dari peradaban Kreta (Minoa) dan Mikenai. Adapun Peradaban Kreta atau Minoa berkembang pesat di Pulau Kreta, seiring dengan pertumbuhan perdagangan di wilayah Mediterania Timur.

Peradaban Yunani inilah yang kemudian dikembangkan oleh bangsa Barat.

Namun, Peradaban Yunani kuno kemudian mengalami kemunduran dan berakhir.

Berakhirnya peradaban Yunani Kuno disebabkan oleh peperangan Peloponesos dan jatuhnya Yunani ke tangan penguasa Makedonia.

Perang Peloponesos

Perang Peloponesos meningkatkan persaingan antara polis-polis Yunani.

Perang Peloponesos dipicu oleh Polis Athena yang memimpin aliansi polis di Semenanjung Attica (dinamai Liga Delos).

Perang ini memiliki dampak yang terlalu besar dalam ranah politik dan ekonomi Yunani.

Akibatnya, banyak polis yang takut tunduk pada ekspansi dan dominasi Athena.

Sebagai akibat dari keadaan ini, Sparta sebagai pemimpin Liga Peloponesos, bangkit dan memimpin pemerintahan lain untuk melawan Athena.

Baca juga: Kenapa Athena Mengutuk Medusa?

Athena memiliki angkatan laut tangguh, sedangkan Sparta memiliki pasukan darat yang kuat. Konflik ini dimulai sekitar tahun 431 SM.

Sparta membakar pohon zaitun dan tanaman lainnya sepanjang perang untuk melemahkan ekonomi Athena.

Bencana lain yang dihadapi Athena adalah wabah penyakit akibat sanitasi buruk.

Wabah ini menewaskan seperlima populasi Athena, termasuk pemimpin Athena Perikles, pada 429 SM.

Kematian Perikles berkontribusi pada melemahnya kepemimpinan Athena.

Hingga akhirnya, Sparta mengalahkan Athena dengan bantuan Persia pada 404 SM.

Thucydides, seorang sejarawan Yunani, menceritakan perang saudara itu secara metodis.

Sejarah ditulis secara objektif dan berdasarkan fakta. Perang tersebut membuat pertahanan Yunani rentan terhadap serangan eksternal dalam bentuk penaklukan oleh Raja Makedonia.

Jatuhnya Yunani ke tangan penguasa Makedonia

Yunani terpecah belah dan melemah akibat Perang Peloponesos.

Pada 338 SM, Raja Philip memerintah dengan mudah. Makedonia berhasil menaklukkan Yunani.

Philipus dibunuh dan putranya, Alexander Agung, memerintah pada 336-323 SM.

Aleksander Agung menjadi raja pada usia 20 tahun. Dia merupakan seorang murid Aristoteles.

Tujuannya pada saat itu adalah untuk mendominasi kekaisaran dunia, yang meliputi Eropa (Yunani), Afrika, dan Asia (Mesopotamia dan Persia).

Baca juga: Siapa Pendiri Kerajaan Safawi di Persia?

Untuk mencapai tujuan ini, Aleksander Agung memimpin pasukannya melalui serangkaian penaklukan.

Sang raja mendorong para prajuritnya untuk menikahi putri-putri lokal di setiap provinsi yang ditaklukkan.

Aleksander Agung menikahi Roxana, putri Raja Persia Darius III, dan Stateira, putri Persia lainnya.

Di wilayah kekuasaannya, raja memadukan budaya pribumi dan Yunani, yang menghasilkan budaya baru.

Alexander Agung juga menciptakan kota-kota di wilayah kekuasaannya, semuanya bernama Alexandria. Dia mendirikan perpustakaan di masing-masing kota. Salah satu kota Alexandria masih ada di Mesir saat ini.  

Referensi:

  • Sondarika, W. (2015). Peradaban Yunani Kuno. Jurnal Artefak, 3 (2), 195 – 206.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com