Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Liga Inggris dan Klasemen Setelah Dua Debat Pilpres 2024

Kompas.com - 30/12/2023, 12:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sudah sering yang dibidik The Kop, julukan Liverpool, terbang ke klub elite lainnya karena kalah fulus. Terakhir adalah Moises Caicedo dan Romeo Latvia ke Chelsea serta Josko Gvardiol ke City sekalipun sebelumnya sudah ada kesepakatan verbal.

Pun demikian, di balik berbagai kekurangannya, Liverpool dan pendukungnya, terutama saat bertanding di Stadion Anfield, selalu berhasil memekakkan telinga dan memukul mundur lawannya.

Sampai-sampai disebut sebagai stadion terbising di Inggris, sehingga dana tekor tak berarti semangat kendor.

Dengan lokasi di kota pelabuhan, kota bagi para pekerja keras bersemangat tinggi dan juga antikemapanan, maka kita bisa lihat juga bagaimana polah pendukung Anies-Muhaimin.

Dana kampanye tak berlimpah, tapi etos spirit, gotongroyong, dan ketulusan tinggi, membuat banyak kampanye dilimpahi massa tanpa iming-iming apapun.

Terakhir, nomor urut tiga (Ganjar-Mahfud) tak berlebihan mirip Manchester United (MU) karena klub ini penguasa lama Premier League terutama saat dilatih Sir Alex Fergusson.

Kekuatan mereka tiada tanding, kekuasaan eksisting lama mereka genggam, tapi perlahan memudar.

Konteks pudar di sini, tentu saja, ketika Presiden Jokowi yang semula menggadang-gadangkan Si Rambut Putih, Ganjar Pranowo, di tikungan akhir berbelok arah dukungan.

Dari semula di atas angin, jadi seolah hilang kuasa mengendalikan angin, sebagaimana MU yang digdaya zaman Sir Alex dan kini loyo (terakhir tersingkir di Liga Champion dan tercecer keluar dari lima besar klasemen sementara Liga Inggris).

Apakah Manchester City (baca: Prabowo-Gibran) bisa juara Premier League empat kali beruntun dengan berbagai kuasa dan kekuatan di dalamnya?

Atau MU, Ganjar-Mahfud, akan menyalip di detik akhir berkat warisan terpendam mental pemenang mereka?

Atau jangan-jangan Anies-Muhaimin/Liverpool, walau kere tapi militan antikemapanan, berhasil mencuri piala? Kita saksikan bersama pada 14 Februari 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com