Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Laut Filipina, Perang Kapal Induk Terbesar dalam Sejarah

Kompas.com - 28/12/2023, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Pertempuran Laut Filipina merupakan adu senjata antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang berlangsung pada 19-20 Juni 1944.

Pertempuran yang menjadi bagian dari Perang Dunia II ini terjadi selama invasi amfibi AS ke Kepulauan Mariana, yang terletak di sebelah timur Laut Filipina.

Pertempuran Laut Filipina disebut-sebut sebagai pertempuran kapal induk terbesar dalam sejarah, yang melibatkan 24 kapal induk dan 1.350 pesawat pengebom yang berbasis di kapal induk.

Baca juga: Pertempuran Midway, Titik Balik Perang Dunia II di Pasifik

Kronologi Pertempuran Laut Filipina

Keamanan Kepulauan Mariana di Pasifik barat, sangat penting bagi Jepang yang memiliki pangkalan udara di Saipan, Tinian, dan Guam.

Pada 15 Juni 1944, AS telah menginvasi Saipan. Operasi militer AS lebih lanjut akan membuat Kepulauan Filipina dan Jepang sendiri, dalam situasi berbahaya.

Ketika armada AS pimpinan Laksamana Raymond Spruance dalam perjalanan untuk mendukung invasi AS di Saipan dan wilayah kepulauan Mariana, Jepang memutuskan untuk melawannya.

Wakil Laksamana Jisaburo Ozawa memerintahkan 430 pesawatnya yang diluncurkan dari kapal induk untuk menyerang armada AS.

Ketika armada Jepang tertangkap radar, AS segera menembak jatuh pesawat-pesawat Jepang.

AS berhasil menghancurkan 300 pesawat dan dua kapal induk Jepang, Shokaku dan Taiho, hanya dalam waktu singkat.

Laksamana Ozawa mengira pesawat-pesawatnya yang dihancurkan AS, telah mendarat di pangkalan udara merek di Guam.

Karena itu, ia mempertahankan posisinya di Laut Filipina, yang kemudian menjadi sasaran empuk bagi pesawat tempur AS yang dipimpin oleh Laksamana Mitscher.

Baca juga: Yamato, Kapal Perang Terbesar Era Perang Dunia II

Setelah serangan Laksamana Mitscher, Jepang kehilangan sekitar 480 pesawat tempur, atau sekitar tiga perempat dari jumlah totalnya.

Kapal induk Hiyo milik Jepang juga ditenggelamkan dalam pertempuran ini.

Rahasia keunggulan AS dalam Pertempuran Laut Filipina

Para pilot penerbang pesawat tempur AS menyebut Pertempuran Laut Filipina sebagai "The Great Marianas Turkey Shoot".

Sebutan itu untuk menggambarkan betapa mudahnya bagi AS untuk menembak jatuh ratusan pesawat Jepang dan melumpuhkan armada Jepang.

Pertempuran Laut Filipina memang sungguh tidak berimbang, karena pilot-pilot hebat AS dengan jam terbang yang tinggi dan menguasai berbagai taktik jitu, melawan pilot-pilot Jepang yang masih amatir.

Teknologi pertahanan antipesawat di kapal-kapal induk AS juga lebih unggul daripada Jepang.

Baca juga: Pertempuran Okinawa, Serangan Terganas di Akhir Perang Dunia II

Pertempuran Laut Filipina.Wikimedia Commons Pertempuran Laut Filipina.
Tidak hanya itu, rencana pertahanan Jepang telah diketahui oleh pihak Sekutu dari puing-puing pesawat Laksamana Mineichi Koga.

Karena alasan-alasan tersebut, tidak heran apabila AS dapat menghancurkan hampir 500 pesawat tempur Jepang dan beberapa kapal induknya hanya dalam waktu kurang dari dua hari.

Dalam pertempuran ini, AS kehilangan sekitar 80 pesawat tempurnya, jumlah yang terbilang sedikit dibanding kerugian Jepang.

Baca juga: Peristiwa yang Menandai Berakhirnya Perang Dunia II

Tidak lama setelah Pertempuran Laut Filipina, AS sukses merebut Tinian dan Guam.

Kemenangan dalam Pertempurn Laut Filipina membuat dominasi AS di Pasifik semakin tidak terbantahkan.

Sebaliknya, posisi Jepang dalam Perang Dunia II semakin terimpit akibat kekuatan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang merosot drastis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com