KOMPAS.com - Bejana perunggu merupakan benda peningalan Zaman Logam, khususnya Zaman Perunggu.
Bejana perunggu berbentuk bulat panjang seperti keranjang untuk tempat ikan yang diikatkan di pinggang di kala orang mencari ikan.
Bejana perunggu umumnya terbuat dari dua lempengan perunggu yang cembung, yang dilekatkan dengan pucuk besi pada sisi-sisinya.
Lantas, di mana daerah penemuan bejana perunggu dan apa fungsinya?
Baca juga: Hasil Kebudayaan Zaman Logam
Fungsi bejana perunggu adalah sebagai perlengkapan kegiatan atau ritual keagamaan dan sebagai tempat minum.
Di Indonesia, bejana perunggu ditemukan di Sumatera dan Madura saja.
Bejana yang ditemukan di wilayah Sumatera, tepatnya di Kerinci, memiliki panjang 50,8 cm dan lebar 37 cm.
Bagian leher bejana yang dihias dengan pola huruf J dan anyaman sebagian sudah hilang.
Pola hias lain yang ditemukan pada bejana ini adalah pola tumpal dan huruf S.
Di Sampang, Madura, pernah ditemukan bejana perunggu dengan tinggi 90 cm dan lebar 54 cm.
Baca juga: Zaman Perunggu di Indonesia: Ciri-ciri dan Hasil Kebudayaan
Hiasan pada bagian leher bejana ini terbagi atas tiga ruang, yaitu:
Pada bagian badan bejana ini dihias dengan pola hias spiral yang utuh dan terpotong, dan sepanjang tepinya dihias dengan tumpal.
Sepasang pegangannya dihias dengan pola tali. Uniknya, bejana perunggu yang ditemukan di Madura ini mirip dengan yang ditemukan di Phnom Penh, Kamboja.
Pada 1987, seorang warga di Kabupaten Lampung Tengah menemukan sebuah bejana perunggu di samping rumahnya.
Sayangnya, bejana ini telah raib diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab.