Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syekh Abdurrauf as-Singkili, Pelopor Tarekat Syattariyah di Indonesia

Kompas.com - 27/11/2023, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Syekh Abdurrauf as-Singkili atau Teungku Syiah Kuala, adalah seorang ulama besar dari Aceh.

Ia dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan Tarekat Syattariyah di Indonesia.

Selain itu, Syekh Abdurrauf as-Singkili pernah menjadi mufti (penasihat) Kerajaan Aceh dan tercatat sebagai penulis yang produktif melahirkan karya berupa kitab-kitab agama Islam.

Berikut ini biografi Syekh Abdurrauf as-Singkili.

Baca juga: Syekh Nuruddin ar-Raniri, Mufti Kerajaan Aceh dari Gujarat

Siapa Syekh Abdurrauf as-Singkili?

Aminudin Abdur Rauf bin Ali al-Jawi Tsumal Fansuri as-Singkili lahir di Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, pada tahun 1615.

Melansir lajnah.kemenag.go.id, keluarga Syekh Abdurrauf as-Singkili berasal dari Persia, kemudian menetap di Singkil sejak akhir abad ke-13.

Pendidikan pertama Syekh Abdurrauf as-Singkili didapat dari sang ayah, yang mengajar di madrasah.

Selanjutnya, ia mengejar pendidikan di Barus di bawah pimpinan Syekh Hamzah Fansuri, kemudian ke Timur Tengah, seperti Mesir dan Arab Saudi.

Syekh Abdurrauf as-Singkili bahkan tinggal di Mekkah selama sekitar 19 tahun dan belajar kepada puluhan ulama.

Di antara beberapa gurunya yakni Muhammad Al-Babili, Muhammad al-Barzanji, Muhammad Al-Babili, Muhammad al-Barzanji, Hamzah Fansuri, Syekh Ibrahim bin Abdullah Jam’an, Syekh Ahmad Qusyasi, dan Syekh Ibrahim al-Kurani.

Syekh Abdurrauf as-Singkili tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga ilmu sejarah, mantik, filsafat, dan sastra.

Dari situlah, ia menguasai banyak disiplin ilmu, seperti tasawuf, fikih, hadis, hingga tafsir.

Baca juga: Biografi Gus Miek, Ulama yang Memiliki Karomah Wali

Peran Abdurrauf as-Singkili

Syekh Abdurrauf as-Singkili kembali ke Aceh pada 1662 dan menjadi orang pertama yang memperkenalkan Tarekat Syattariyah di Indonesia.

Aliran ini tidak hanya disebarkan di Aceh, tetapi juga di Minangkabau dan Cirebon, Jawa Barat.

Sebagai ulama besar yang berpengaruh, Syekh Abdurrauf as-Singkili pernah dipercaya menjadi mufti Kerajaan Aceh pada masa Sultanah Safiatuddin.

Jabatan mufti atau syaikhul Islam memiliki pengaruh besar dalam pembuatan kebijakan-kebijakan keagamaan, sosial, dan politik kerajaan, bahkan memberi nasihat langsung kepada sultan atau sultanah.

Melansir NU Online, Syekh Abdurrauf as-Singkili pernah mengeluarkan fatwa bahwa perempuan boleh menjadi pemimpin negara.

Hal itu terjadi saat Sultan Iskandar Thani wafat pada 1641 tanpa meninggalkan ahli waris, permaisurinya, Sultanah Safiatuddin, yang menjadi pemimpin Kerajaan Aceh.

Baca juga: Datuk Tunggang Parangan, Ulama yang Mengislamkan Raja Kutai

Menurut para ulama, keputusan itu menunjukkan bahwa fikih Syekh Abdurrauf as-Singkili bersifat dinamis atau tidak kaku, dan dapat menyesuaikan dengan perubahan tatanan dunia baru.

Dalam bidang keilmuan Islam, Syekh Abdurrauf as-Singkili disebut-sebut sebagai mahaguru di Nusantara.

Muridnya tidak hanya tersebar di Pulau Sumatera, tetapi juga di Jawa.

Syekh Abdurrauf as-Singkili dapat dikatakan sebagai poros sejumlah ulama Nusantara.

Adapun nama muridnya yang paling berjasa sehingga mampu mendakwahkan Islam kepada kaum bangsawan Kerajaan Pagaruyung adalah Syekh Burhanudin Ulakan.

Karya Syekh Abdurrauf as-Singkili

Derajat keilmuan Syekh Abdurrauf as-Singkili dibuktikan dengan karya-karyanya dalam bentuk kitab yang jumlahnya sangat banyak.

Karya-karyanya berupa kitab tafsir, kitab hadis, kitab fikih, dan kitab tasawuf.

Baca juga: Ibnu Taimiyah, Ulama yang Hidup dari Penjara ke Penjara

Salah satu karya paling penting dari Abdurrauf Singkel adalah Tarjuman al-Mustafid, karya tafsir pertama yang ditulis di Nusantara secara lengkap menggunakan bahasa Melayu.

Karya Syekh Abdurrauf as-Singkili ini tidak hanya populer di Nusantara, tetapi juga dapat ditemukan di Singapura, Malaysia, India, Turki, Mesir, dan Arab Saudi.

Tarjuman al-Mustafid disusun dengan menjelaskan kandungan ayat secara berurutan sesuai dengan ayatnya.

Rujukan yang dipakai pada Tarjumaul Mustafid adalah Tafsir Baidhawi, Tafsir Jalalain, dan Tafsir al-Khazin.

Uraian dalam tafsir ini cukup singkat, padat, dan berurutan sehingga memberikan kemudahan bagi para pembacanya.

Berikut ini beberapa karya Syekh Abdurrauf as-Singkili.

  • Tarjumaul Mustafid
  • Mir’at at-Thulab
  • Terjemahan Hadis Arba’in karya Imam Nawawi
  • Mawa’iz al-Badi
  • Tanbih al-Masyi
  • Kifayatul Muhtajin

Syekh Abdurrauf as-Singkili wafat pada 1693 dalam usia 73 tahun dan dimakamkan di Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com