Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Peta Navigasi Portugis yang Dicuri Belanda untuk ke Indonesia

Kompas.com - 16/11/2023, 20:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Ia belajar banyak tentang orang-orang Jawa, Jepang, dan China, termasuk persaingan sengit di lautan antara dua bangsa terakhir ini.

Peta paling berharga milik Portugis tersebut bernama Portuguese Roteiros.

Peta ini menggambarkan secara presisi bagaimana Portugis bisa berlayar ke Asia, rute laut yang mereka tempuh, dan di mana saja wilayah kekuasaan mereka.

Linschoten menyadari bahwa memiliki peta rute laut yang akurat adalah aset berharga bagi negerinya, Belanda.

Oleh karena itu, ia ingin mencuri peta tersebut agar dapat dibawa ke Belanda dan memajukan negerinya.

Dengan hati-hati, Linschoten mencuri dan menyalin peta-peta rute laut yang dijaga ketat oleh Portugis selama lebih dari satu abad.

Kemudian setelah penyalinan peta, dia memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Enkhuizen, Belanda.

Salinan peta navigasi Portugis ini akhirnya diterbitkan dalam bukunya yang sangat terkenal, Itinerario.

Judul panjangnya adalah Voyage ofte Schipvaart van Jan Huygens van Linschoten naer oost ofte Portugael inhoudende in corte beschrijvinghe der selve landen ende zee custen yang menggambarkan perjalanan Linschoten ke Portugis Timur dan deskripsi singkat dari negeri-negeri serta pantai-pantainya.

Itinerario kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, Inggris, dan Perancis untuk mengungkapkan Asia yang sebelumnya tersembunyi bagi dunia.

Baca juga: Empat Kebijakan Ekonomi VOC di Nusantara

Pada tahun berikutnya, ekspedisi perdagangan pertama Belanda, yang disebut eerste schipvaert, pun diluncurkan.

Ekspedisi ini dipimpin oleh oppercopman atau bos dagang yang sebenarnya adalah seorang mata-mata terkemuka yang pernah bertugas di Lisbon, yaitu Cornelis de Houtman.

Buku Itinerario dari Linschoten menjadi panduan berharga bagi Compagnie van Verre dalam membiayai ekspedisi armada dagang mereka yang pertama ke Nusantara.

Armada ini terdiri dari tiga kapal besar, yakni Amsterdam (260 ton), Mauritius (460 ton), dan Hollandia (460 ton), serta sebuah kapal kecil, Duyfken (50 ton), sebagai kapal penghubung.

Semua kapal dilengkapi dengan serdadu dan meriam. Armada ini berangkat dari pulau Texel pada 2 April 1595.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com