Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kucing menjadi Simbolik Suci Peradaban Mesir Kuno?

Kompas.com - 02/11/2023, 13:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Kucing itu telah menangkap seekor burung dengan mulutnya dan memegang dua burung dengan cakarnya.

Salah satu mata kucing itu bahkan dihiasi dengan emas, yang menurut British Museum, merupakan salah satu contoh satu-satunya dari pelapisan emas pada lukisan dinding di makam Theban.

Kehadiran kucing di makam tidak terbatas pada lukisan. Terkadang, kucing juga dimumi dan ditempatkan di dalam makam majikannya.

Salah satu alasan ini dilakukan adalah ketika kucing dimumi, mereka bisa digunakan sebagai barang permakaman.

"Ini berarti bahwa orang yang meninggal dapat menghuni tubuh kucing yang telah dimumi di kehidupan setelah kematian," jelas Monique Skidmore, seorang profesor antropologi di Deakin University dan editor Trip Anthropologist.

Para bangsawan menciptakan tren memelihara kucing

Masyarakat Mesir Kuno melihat anggota kerajaan sebagai trendsetter, sehingga mereka meniru selera penguasa dalam berbagai hal, mulai dari makanan, mode, hingga hewan peliharaan.

"Masyarakat Mesir Kuno sangat menghargai kucing karena praktik dan preferensi para dewa mereka, tetapi juga karena para raja mereka, yaitu para firaun," kata Skidmore.

Anggota kerajaan Mesir bahkan mengenakan emas pada kucing dan membiarkan hewan ini makan dari piring mereka.

Meskipun masyarakat kelas bawah tidak mampu mengenakan perhiasan berbahan emas pada kucing peliharaan, tetapi mereka membuat perhiasan dengan desain sendiri.

Baca juga: Apa itu Buku Orang Mati Peninggalan Mesir Kuno?

Kucing menjadi simbolik suci

Masyarakat Mesir Kuno percaya bahwa dewa-dewa bisa berubah menjadi berbagai bentuk, termasuk bentuk hewan seperti kucing.

Mereka sangat menghormati dan menganggap kucing sebagai hewan yang suci karena melihatnya sebagai wadah bagi kekuatan para dewa.

Walaupun dianggap suci, bukan berarti mereka menyembah kucing sebagai dewa. Mereka melihat kucing sebagai wadah atau perwujudan dewa.

Kehadiran kucing dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari Mesir Kuno, seperti seni, mode, dan dekorasi rumah, selalu mengingatkan masyarakat Mesir Kuno akan kekuatan dewa-dewa mereka.

Referensi:

  • Malek, J. (1997). The cat in ancient Egypt. University of Pennsylvania Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com