Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penggunaan Bom Fosfor Putih dalam Perang

Kompas.com - 31/10/2023, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Dalam perang, fosfor putih bisa ditemukan dalam peluru artileri, granat, bom, dan roket.

Selain menghasilkan asap tebal, fosfor putih juga menghasilkan cahaya dan panas yang sangat tinggi, serta dapat mengganggu optik inframerah dan sistem pelacakan senjata, sehingga melindungi pasukan militer dari senjata berpemandu seperti rudal anti-tank.

Saat senjata dengan fosfor putih diledakkan di darat, zona bahaya menjadi lebih terkonsentrasi dan tabir asapnya bertahan lebih lama.

Baca juga: Perang Nuklir: Tipe, Contoh, dan Dampaknya

Sedangkan saat diledakkan di udara, efek fosfor putih dapat mencakup area lebih luas dan lebih berisiko mengenai warga sipil.

Fosfor putih telah digunakan dalam perang selama lebih dari satu abad.

Untuk pertama kalinya, fosfor putih digunakan oleh kelompok nasionalis Irlandia (Fenian) dalam serangkaian serangannya pada abad ke-19.

Pada masa Perang Dunia I (1914-1918), tepatnya pada tahun 1916, pasukan Angkatan Darat Inggris menjadi pelopor penggunaan granat fosfor putih.

Sejak itu, penggunaan senjata fosfor putih diikuti oleh beberapa negara lain.

Tercatat, senjata fosfor putih digunakan selama Perang Dunia II (1939-1945), Perang Dingin (1947-1991), dan periode-periode setelahnya.

Amerika Serikat pernah menggunakan bom fosfor putih dalam Perang Vietnam (1955-1975) dan perang-perang di Irak.

Baca juga: Mengapa Keterlibatan AS dalam Perang Vietnam Ditentang Rakyatnya?

Israel menggunakan bom fosfor putih dalam perang di Lebanon pada 2006.

Melansir The Washington Post, Human Rights Watch menyatakan bahwa Israel kembali menggunakan fosfor putih untuk membombardir Gaza dan Lebanon pada Oktober 2023.

Ukraina juga menuding Rusia menggunakan senjata fosfor putih selama invasi Rusia yang dimulai pada 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com