Akibatnya, Soekarno mengecam Masyumi dengan memberikan dua pilihan, yaitu membubarkan diri atau dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang.
Masyumi kemudian memilih pilihan pertama, yakni membubarkan diri pada 1960.
Meskipun diduga terlibat dalam PRRI, sampai saat ini belum ada bukti yang dapat menunjukkan bahwa Masyumi memang mendukung pemberontakan PRRI.
Kebenaran terkait keterlibatan Masyumi dalam PRRI masih perlu dikaji lagi dan disertakan bukti sejarahnya.
Baca juga: Partai Masyumi: Pembentukan, Ideologi, Tokoh, dan Pembubaran
Konflik yang terjadi antara Partai Masyumi dengan Presiden Soekarno disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
Usaha Soekarno untuk menyingkirkan Masyumi dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu:
Pada akhirnya, sesuai Keputusan Presiden No. 200 tahun 1960, pemimpin Partai Masyumi menyatakan membubarkan diri melalui suratnya no. 180bni-25/60 tanggal 13 September 1960.
Referensi: