Karena tidak ingin ditindas terus-menerus, rakyat Bolaang Mongondow akhirnya melakukan perlawanan terhadap Jepang.
Tanpa sepengetahuan Jepang, rakyat Bolaang Mongondow membentuk satu gerakan yang disebut Gerakan Layskar Banteng.
Di dalam gerakan tersebut ada banyak orang-orang penting, seperti guru-guru dan para pemuda.
Sementara itu, pemimpin Gerakan Layskar Banteng adalah Abdul Rahman Mokobombang.
Baca juga: Kronologi Perlawanan Rakyat Siau terhadap Belanda
Dengan jumlah anggota sekitar 100 orang, tujuan dibentuknya Gerakan Layskar Banteng adalah untuk mencapai kemerdekaan dan merampas senjata serta berbagai alat perang Jepang.
Setelah persiapan sudah matang, laskar mulai bergerak ke daerah Inobonto sebagai basis Jepang.
Selanjutnya, menjelang pagi, laskar langsung menyerang kapal-kapal Jepang yang berlabuh di Pelabuhan Inobonto.
Pada saat itu, para awak kapal sedang tertidur dan semua persenjataan berada di atas kapal, sehingga dapat dengan mudah langsung dirampas oleh laskar Banteng.
Setelah semua senjata dirampas, laskar Banteng membawa senjata-senjata itu ke daerah pinggiran Desa Inobonto dan ditanam semuanya.
Bersamaan dengan itu, terdengar di siaran-siaran radio bahwa Jepang kalah dalam Perang Asia Timur Raya setelah dua kota penting Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki, dibom atom oleh Amerika Serikat.
Begitu mendengar berita tersebut, rakyat Bolaang Mongondow langsung merasa lega karena akhirnya Jepang angkat kaki meninggalkan Indonesia tanpa syarat.
Selain itu, Jepang juga memang sudah kalah telak di Bolaang Mongondow setelah seluruh senjatanya dirampas.
Referensi: