Cotte melakukan studi mendalam terhadap lukisan tersebut dan berhasil menemukan bahwa wanita dalam lukisan itu dahulu memiliki kedua bulu mata dan alis, tetapi seiring waktu tidak lagi terlihat.
Melalui pemindaian sebesar 240 megapiksel yang dilakukan pada lukisan tersebut, Cotte berhasil menunjukkan jejak yang dulu merupakan alis sebelah kiri.
Cotte pun mempublikasikan temuannya dalam Journal of Cultural Heritage pada Agustus 2020.
Selain alis, Cotte juga meneliti lukisan Mona Lisa lebih lanjut dan berhasil menemukan sesuatu yang tersembunyi dari lukisan tersebut.
Dengan menciptakan kamera teknologi Lumiere, Cotte mampu mengidentifikasi garis-garis arang di beberapa bagian lukisan.
Kameranya menggunakan metode amplifikasi lapisan (LAM) untuk mendeteksi cahaya yang dipantulkan pada 13 panjang gelombang.
Dengan kata lain, metode ini memungkinkan Cotte melihat rincian kecil yang tersembunyi di bawah lukisan yang tidak terlihat oleh mata telanjang.
Cotte menemukan bahwa Leonardo da Vinci menggunakan teknik splovero ketika membuat lukisan ini, yang berarti ia mentransfer sketsa awal ke kanvas dengan membuat lubang-lubang di sepanjang bagian luar sketsa.
Ia menemukan bahwa gambaran awal di lukisan menunjukkan siluet berbeda dari yang ditampilkan di lukisan itu sendiri.
Terakhir, ia menemukan sebuah jepit rambut kecil yang ditempatkan tepat di atas kepala Mona Lisa.
Ini menarik perhatian karena pada masa itu, gaya rambut seperti itu bukanlah hal yang umumnya digunakan oleh wanita di Florence.
Ia percaya bahwa hal ini mengisyaratkan bahwa lukisan tersebut bukanlah potret seperti dipercayai banyak orang, melainkan lukisan dari wanita yang tidak nyata, seperti seorang dewi.
Baca juga: Mengapa Lukisan Mona Lisa Mahal?
Mona Lisa telah mengalami vandalisme sebanyak lima kali, yang pertama kali diketahui pada 1956 dan paling baru terjadi pada 2022.
Pada 1956, Mona Lisa diserang tidak sekali, tetapi dua kali.
Pertama, seseorang melempar asam ke lukisannya dan mengenai bagian bawah lukisan.