Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Warna Kulit Manusia Purba

Kompas.com - 16/10/2023, 15:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam perjalanan panjang evolusi manusia, kulit telah menjadi salah satu adaptasi paling menarik yang mengungkap rahasia perjalanan genetik kita.

Bagaimana warna kulit manusia purba berevolusi selama ribuan tahun adalah pertanyaan yang selalu memikat.

Baru-baru ini, para ilmuwan telah menemukan petunjuk yang mengejutkan dalam pusaran waktu sejarah. Berikut fakta-fakta terkait evolusi warna kulit manusia purba.

Baca juga: Peralatan Makan Unik Milik Manusia Purba dan Fungsinya

Kulit manusia purba

Dalam jurnalnya yang berjudul "The Evolution of Human Skin Coloration", Nina G. Jablonski dan George Chaplin mengemukakan bahwa manusia purba memiliki kulit lebih terang daripada yang kita bayangkan.

Selain itu, kulit manusia purba ditutupi dengan rambut hitam gelap, mirip dengan kera. 

Evolusi dan adaptasi Kulit Manusia

Dr. John Smith, peneliti studi evolusi kulit manusia, mengungkap fakta bahwa warna kulit manusia adalah hasil dari adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang berubah.

Ada dua tekanan selektif utama yang mempengaruhi evolusi warna kulit manusia, yaitu fotoproteksi dan sintesis vitamin D3.

  • Fotoproteksi dan kulit melanin

Di daerah tropis dan dekat khatulistiwa, manusia mengalami tekanan evolusi untuk memiliki kulit yang lebih melanin.

Kulit yang sangat melanin memberikan perlindungan terhadap fotolisis folat dan mencegah cedera akibat paparan UV pada kelenjar keringat.

Hal ini mendukung kemampuan tubuh manusia untuk mengatur suhu dengan lebih efektif di lingkungan yang panas.

  • Sintesis vitamin D3

Di daerah dengan tingkat radiasi UV yang rendah, manusia mengalami tekanan evolusi untuk memiliki kulit lebih terang.

Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan lebih banyak vitamin D3 melalui sinar matahari yang penting untuk pertumbuhan, penyerapan kalsium, dan perkembangan tulang.

Manusia yang tinggal di daerah ini harus mengakomodasi sintesis vitamin D3 yang cukup dalam kulit mereka karena sinar matahari yang kurang.

Baca juga: Penyebab Manusia Purba Bertempat Tinggal Sementara di Gua

Peran radiasi UV dalam warna kulit

Perbedaan dalam radiasi UV matahari antara belahan bumi utara dan selatan memainkan peran penting dalam membentuk perbedaan warna kulit manusia di seluruh dunia.

Di belahan bumi utara, terutama di daerah-daerah yang mendekati garis lintang lebih tinggi seperti Eropa Utara, Amerika Utara, dan Asia Utara, radiasi UV cenderung lebih rendah.

Sebab, sinar matahari bersinar dengan sudut yang lebih rendah dalam waktu lebih lama selama tahun.

Sebaliknya, di belahan bumi selatan, seperti di Australia dan Amerika Selatan, sinar matahari bersinar lebih tegak lurus, menghasilkan tingkat radiasi UV yang lebih tinggi.

Perbedaan ini memengaruhi kulit manusia karena radiasi UV adalah salah satu faktor pemicu sintesis melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit.

Di daerah dengan radiasi UV tinggi, tubuh manusia perlu melindungi diri dari dampak berlebihan radiasi UV yang dapat merusak DNA dan meningkatkan risiko kanker kulit.

Karena itu, evolusi telah mengarahkan pengembangan kulit yang lebih gelap di daerah-daerah ini sebagai mekanisme perlindungan.

Sebab, melanin dapat menyerap dan memecah radiasi UV sebelum mencapai lapisan kulit yang lebih dalam.

Sebaliknya, di daerah dengan radiasi UV yang lebih rendah, tubuh manusia memerlukan kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak vitamin D melalui sinar matahari sehingga cenderung mengembangkan kulit lebih terang.

Referensi:

  • Jablonski, N. G., & Chaplin, G. (2000). The evolution of human skin coloration. Journal of human evolution, 39(1), 57-106.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com