Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Periode Utama Yunani Klasik

Kompas.com - 21/09/2023, 16:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Periode Yunani Klasik merupakan era bersejarah yang tercermin melalui tiga peristiwa utama.

Tiga periode utama Yunani Klasik itu adalah Perang Yunani-Persia, Perang Sparta-Athena yang berujung pada Perang Peloponnesia, serta kebangkitan negara kota Macedonia di bawah pemerintahan Philippos II.

Periode ini menjadi tonggak penting dalam sejarah Yunani kuno, membentuk pondasi budaya, politik, dan sosial yang akan memengaruhi perkembangan peradaban Barat selanjutnya.

Baca juga: Mengenal Pasukan Sparta, Militer Terbaik Yunani Kuno

Perang Yunani-Persia (492-449 SM)

Perang Yunani-Persia terjadi pada abad ke-5 SM. Perang muncul sebagai hasil dari rangkaian peristiwa yang dimulai dengan invasi Persia ke wilayah Ionia sekitar tahun 547 SM.

Invasi ini terjadi di bawah kekuasaan Raja Cyrus Agung, yang juga dikenal sebagai Koresh Agung.

Setelah menaklukkan Ionia, Kekaisaran Persia menunjuk Aristagoras sebagai "penguasa boneka", dengan pusat pemerintahannya berlokasi di Miletos.

Pertentangan berikutnya timbul ketika Aristagoras, dengan dukungan dari negara kota Athena dan Eritrea, memutuskan untuk melancarkan serangan balik karena merasa terancam oleh keberadaan Persia di wilayah Yunani.

Serangan ini dikenal sebagai Pertempuran Ionia, yang berlangsung antara tahun 499 hingga 493 SM.

Persia keluar sebagai pemenang dalam pertempuran tersebut. Kemudian, Persia melakukan invasi ke Yunani daratan pada 492 SM, di mana Athena dan Eritrea menjadi sasaran utama sebagai hukuman atas dukungan mereka terhadap Ionia.

Peperangan itu dikenal sebagai Pertempuran Marathon yang berakhir dengan kemenangan Athena atas pasukan Persia.

Namun, putra Darius Agung, Xerxes I, mengirim pasukan Persia yang lebih besar, sehingga memaksa Athena dan Sparta membentuk sebuah persekutuan setelah sebelumnya bersaing.

Athena menyediakan armada laut, sedangkan Sparta menurunkan pasukan darat yang akhirnya mengantarkan kemenangan Yunani atas Persia dalam Pertempuran Pataia pada 479 SM.

Baca juga: Demokrasi Langsung di Yunani Kuno

Perang Peloponessia (431-404 SM)

Perang Peloponnesia merupakan konflik yang melibatkan dua kekuatan utama di Yunani Kuno, yaitu Athena yang didukung oleh Liga Delos dan Sparta dengan dukungan Liga Peloponnesia.

Latar belakang utama dari Perang Peloponnesia adalah ketegangan yang meningkat antara Sparta dan Athena.

Sparta merasa cemas terhadap pertumbuhan dominasi Athena, baik dari segi ekonomi maupun militer dengan kekuatan maritim yang semakin berkembang.

Kekuatan Athena semakin memuncak setelah berhasil membentuk dan memimpin Liga Delos serta mengusir sisa-sisa pengaruh dan kekuatan Persia di wilayah Yunani.

Perang Peloponnesia dibagi menjadi tiga fase utama, yaitu:

  • Pertama, Perang Archidamia yang melibatkan invasi Sparta ke wilayah Attica, kemudian direspons oleh Athena dengan serangan terhadap pesisir Peloponnesia. Fase ini berlangsung selama satu dekade dan berakhir dengan gencatan senjata yang singkat yang dikenal dengan nama Perdamaian Nicias.
  • Fase kedua terjadi ketika gencatan senjata dilanggar pada 415 SM dan kedua negara kota kembali terlibat dalam konflik di wilayah Peloponnesia.
  • Adapun fase terakhir perang ini terjadi antara tahun 412-404 SM, ketika Sparta membentuk aliansi dengan Persia dan bersama-sama mendukung pemberontakan negara-negara bawahan Athena. Puncaknya terjadi ketika armada laut Athena dihancurkan di Laut Aegospotamia, wilayah Ionia, pada 405 SM. Pada tahun berikutnya, Athena menyerah dan perang secara resmi berakhir.

Dampak akhir dari Perang Peloponnesia membawa perubahan mendasar dalam tatanan politik Yunani Kuno.

Sebelum 431 SM, Athena merupakan negara kota terkuat di Yunani.

Namun, setelah perang ini, dominasi Athena berakhir, dan Sparta muncul sebagai kekuatan utama di wilayah tersebut. 

Baca juga: Mengenal Trapeza, Sistem Perbankan Masa Yunani Kuno

Hegemoni Sparta (404an-323 SM) 

Pada abad ke-3 SM, Yunani berada di bawah pengaruh dominasi Sparta.

Namun, kekuasaan Sparta ini memiliki sejumlah kelemahan yang mengakibatkan ketidakmampuannya untuk mempertahankan supremasi atas Yunani dalam jangka waktu satu abad.

Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini antara lain adalah sebagai berikut:

  • Pertama, wilayah kekuasaan Sparta yang sangat luas tidak sebanding dengan kemampuan administrasinya yang terbatas. Sparta mungkin unggul dalam urusan militer, tetapi kekurangan dalam bidang administrasi pemerintahan.
  • Kedua, negara-negara kota yang tunduk kepada Sparta, termasuk Athena dan anggota Liga Delos, tidak bersedia menerima dominasi Sparta.

Pada 395 SM, Athena, Argos, Thebe, dan Korinthos secara bersama-sama melawan Sparta dalam Perang Korinthos (395-387 SM).

Meskipun perang ini berakhir tanpa hasil yang memuaskan, campur tangan Persia membantu Sparta.

Sparta mengalami kekalahan signifikan ketika berhadapan dengan negara kota Thebe dalam Pertempuran Leuktra pada 371 SM.

Thebe kemudian memegang kendali atas Yunani, tetapi dominasinya tidak berlangsung lama.

Pada saat yang sama, negara kota Macedonia tumbuh dan berkembang dengan pesat di bawah pimpinan Philipos II.

Macedonia berhasil mengalahkan pasukan gabungan Athena dan Thebe dalam Pertempuran Khaironeia pada 338 SM.

Philipos II memaksa sebagian besar negara kota Yunani untuk bergabung dalam Liga Korinthos di bawah aliansi dengan Macedonia, serta mencegah mereka untuk saling menyerang.

Philipos melanjutkan kampanyenya dengan menyerang Kekaisaran Achaemenid di Persia, meskipun dia akhirnya tewas.

Putranya, Alexander Agung, melanjutkan perang dan mencapai pencapaian besar dengan mengalahkan Darius III dari Persia, menghancurkan Kekaisaran Achaemenid secara total, dan mengintegrasikannya ke dalam Kekaisaran Macedonia.

Namun, setelah wafatnya Alexander Agung pada 323 SM, Yunani mengalami perubahan mendasar dalam hal politik, sosial, dan budaya.

Negara-kota Yunani mulai menjauh dari struktur polis tradisional dan lebih terbuka terhadap kebudayaan Hellenistik yang lebih luas. 

 

Referensi:

  • Herho, S. H. S. (2018). Pijar Filsafat Yunani Klasik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com